sp-globalindo.co.id – Menurunkan kadar gula darah jika Anda menderita diabetes atau pradiabetes sangatlah penting.
Cara paling efektif untuk melakukannya adalah dengan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Salah satu hal yang memegang peranan penting adalah makan sehat. Dari pola makan ini, salah satu nutrisi terbaik yang harus Anda dapatkan adalah serat.
Baca juga: Jalan Kaki Bisa Turunkan Kadar Gula Darah Setelah Makan?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), jika Anda menderita diabetes atau pradiabetes, serat adalah “sahabat” Anda.
Selain menurunkan kadar gula darah, serat juga berperan dalam menurunkan risiko komplikasi diabetes.
Komplikasi diabetes termasuk penyakit jantung, kerusakan saraf, gagal ginjal dan kanker.
Artikel ini akan membahas bagaimana serat dapat membantu Anda mengontrol gula darah dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
Baca juga: Adakah Obat Alami untuk Menurunkan Gula Darah Tinggi? Berikut gambarannya… Bagaimana serat membantu menurunkan gula darah?
Mengutip Eating Well, serat dianggap sebagai salah satu nutrisi terpenting dalam melawan lonjakan gula darah.
Lonjakan gula darah biasanya terjadi setelah makan, terutama makanan tinggi karbohidrat.
Makanan apa pun yang mengandung karbohidrat dipecah di saluran pencernaan menjadi gula sederhana, yaitu glukosa, yang kemudian masuk ke dalam darah.
Saat Anda mengonsumsi makanan yang mengandung serat, terutama serat larut, nutrisi tersebut berubah menjadi zat seperti gel yang memperlambat pencernaan dan penyerapan gula dari karbohidrat.
Baca juga: Bagaimana cara menurunkan kadar gula darah setelah makan? Begini caranya…
Hal ini dapat mencegah lonjakan gula darah dan menurunkannya.
Selain itu, serat membantu Anda merasa kenyang lebih lama dan mengurangi nafsu makan, sehingga Anda dapat mengontrol ukuran porsi dan menghindari makan berlebihan.
Namun, keajaiban serat dalam menyeimbangkan kadar gula darah tidak berhenti sampai di situ.
Pola makan kaya serat juga meningkatkan komposisi tubuh dan mengurangi lemak visceral, menurut sebuah penelitian tahun 2021 yang diterbitkan dalam Journal of Cachexia, Sarcopenia and Muscle.