Apa Saja Dampak Hasil Pilpres AS 2024 bagi Indonesia? Lebih Baik Trump atau Harris yang Terpilih?
sp-globalindo.co.id – Donald Trump yang diusung Partai Republik dan Kamala Harris yang diusung Partai Demokrat kini bersaing memperebutkan kursi presiden pada pemilu presiden AS 2024.
Terlepas dari siapa yang terpilih, hasil pemilu presiden AS tahun 2024 diperkirakan akan mempengaruhi banyak kebijakan di Indonesia.
Hal ini berkisar dari target perdagangan dan pengurangan emisi hingga “potensi ketegangan geopolitik” di Laut Cina Selatan.
Baca juga: Apa Dampaknya Bagi Indonesia Jika Trump atau Harris Menang Pilpres AS?
Analisis para akademisi, pengusaha, diplomat, dan pemerhati hubungan internasional terhadap dampak pemilu presiden AS terhadap Indonesia adalah sebagai berikut: Siapa yang ingin dimenangkan oleh para ekonom dan pengusaha Indonesia?
Pengusaha Indonesia mengaku tidak menaruh ekspektasi tinggi terhadap hasil pemilu presiden AS.
Shinta Kamdani, Wakil Presiden Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia, mengatakan dampak perdagangan dan investasi antara Indonesia dan AS akan kecil, mengingat rekam jejak pergantian presiden AS – terlepas dari siapa yang terpilih.
“Peningkatan ekspor Indonesia ke AS dan peningkatan investasi AS di Indonesia tidak mengalami perubahan signifikan antara era Trump dan era Biden,” kata Shinta kepada Nurika Manan, dilansir BBC News Indonesia, Senin (4/11/2024). . )
“Keduanya hanya sedikit meningkatkan aktivitas ekonomi bilateral, tumbuh sekitar 5 persen – 10 persen per tahun, dan konsentrasi kerja sama ekonomi tidak banyak berubah,” kata perempuan yang menjabat Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia ini. (Apindo).
Baca Juga: Hasil Paruh Waktu Pilpres AS: Trump Raih 99 Electoral Votes, Harris 27
Shinta memperkirakan Trump dan Harris kemungkinan besar akan memiliki perbedaan signifikan dalam pendekatan mereka terhadap hubungan bilateral. Selebihnya, menurut Shinta, “relatif sama”.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) sependapat dengan para pendirinya.
Menurut peneliti INDEF, Andre Satrio Nugroho, perolehan suara tersebut mencerminkan rekam jejak Trump dalam beberapa tahun terakhir dan selama menjabat sebagai presiden.
“Pelaku komersial ingin mengurangi dampak ketidakpastian. Tapi bagi kedua mitra, menurut saya, jika berkaca dari kemarin dan sebelumnya, hal itu belum berdampak besar bagi Indonesia,” ujarnya.
Namun, Suzy Suderman, Direktur Pusat Studi Regional Amerika Universitas Indonesia (UI), mengingatkan kita bahwa ada risiko gangguan kebijakan ekonomi Indonesia yang akan diikuti dengan kemenangan dalam pemilihan presiden AS.
“Aturan Biden yang menyatakan perusahaan China tidak boleh memiliki (lebih dari 25 persen) saham di Indonesia menghambat perdagangan kita,” jelas Suzy, mengisyaratkan agar Kamala Harris menang dan melanjutkan kebijakan perdagangan pendahulunya, Joe Biden.
Dia mengatakan bahwa jika Trump mengatakan anggota BRICS akan memblokirnya, dia akan mengenakan tarif perdagangan yang lebih tinggi.
Baca Juga: FBI Jelaskan Ancaman Bom Pilpres AS 2024
Trump, tambah Suzy, pernah mengancam akan mempersulit berbisnis dengan siapa pun yang mendevaluasi mata uang AS.
Namun, menurutnya, situasi tersebut tidak akan terjadi jika Harris menang.
Harris melihat potensi yang dimiliki Indonesia dan akan disiplin jika Indonesia kurang memiliki tata kelola dan akuntabilitas yang baik, ujarnya. Bagaimana pengaruh pemilu presiden Amerika terhadap perdagangan Indonesia?
Andri Satrio Nugroho dari INDEF mengatakan kebijakan ekonomi dan perdagangan Indonesia selama ini “masih berorientasi pada Tiongkok”.
Menurut Andre, perdagangan Indonesia langsung terdampak ketika permintaan domestik dari Tiongkok melambat.
Indonesia kesulitan mengekspor produk karena ketergantungannya yang tinggi terhadap Tiongkok.
Andrey menegaskan, perlu diprediksi apakah Presiden AS Trump akan memenangkan pemilu di masa depan.
Kebijakan Trump yang membatasi produk China kemungkinan akan semakin intensif dan ditengarai akan berdampak signifikan terhadap Indonesia.
“Kalau Harris terpilih, kita lihat bisnis seperti biasa. Tapi kalau Trump terpilih, bersiap-siaplah,” jelasnya.