sp-globalindo.co.id – Pneumonia merupakan peradangan paru-paru yang sering terjadi pada anak-anak. Lantas, bagaimana cara mendeteksi pneumonia?
Dokter spesialis anak subspesialis Respirologi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K), mengatakan deteksi dini pneumonia dapat dilakukan dengan menghitung laju pernapasan anak dalam satu menit.
Pneumonia merupakan suatu peradangan pada paru-paru, apalagi karena adanya infeksi mikroorganisme dapat merusak jaringan paru-paru. Jika terjadi kerusakan maka oksigen akan hilang dan terjadi kematian, kata Wahyuni, dilansir dari Antara, Minggu. (12/11/2024).
Wahyuni menambahkan, deteksi dini dapat dilakukan dengan menghitung laju pernapasan anak dalam satu menit. Cara ini bisa disesuaikan dengan usia masing-masing anak.
Baca juga: Ini Jadwal Vaksin PCV Rekomendasi IDAI, Pencegahan Pneumonia pada Anak
Pada anak di bawah dua bulan, batas kecepatan pernapasannya adalah 60 napas per menit.
Jadi untuk anak usia dua hingga 12 bulan, batas kecepatan pernapasannya adalah 50 kali per menit, sedangkan untuk anak usia satu hingga lima tahun batasnya adalah 40 kali per menit.
Usai menghitung napas, Wahyuni meminta orangtuanya memastikan apakah ada ketegangan dinding dada.
Wahyuni menjelaskan, pneumonia merupakan penyakit menular yang menyebabkan jumlah kematian anak tertinggi di dunia.
Berdasarkan data UNICEF pada tahun 2019, hampir 2.200 anak di bawah usia lima tahun meninggal akibat pneumonia setiap hari di dunia.
Sekilas gejalanya terlihat seperti batuk dan demam biasa, sehingga seringkali orang tua menganggap hal tersebut sepele dan penyakitnya akan sembuh dengan sendirinya. Namun yang membedakan adalah jika batuk anak dibarengi dengan napas cepat atau sesak napas.
“Hati-hati dengan “BBB” atau bukan batuk biasa, lalu coba lihat apakah Anda sesak napas, atau ada tarikan pada dinding dada. “Kalau ada, hati-hati, bisa jadi itu tandanya pneumonia. ,” kata Wahyu-Ku.
Baca juga: Dokter Sebut Lampu dan Hujan di Malam Hari Tak Sebabkan Pneumonia
Orang tua sebaiknya segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat tanpa harus menunggu anak semakin sesak atau badannya membiru.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan anak terkena pneumonia, yaitu anak di bawah usia dua tahun yang tidak mendapat ASI eksklusif, anak yang belum mendapat imunisasi PCV, gizi buruk, lahir prematur, atau kelebihan berat badan dengan berat badan lahir rendah (BBLR), rentan. terhadap polusi, terpapar asap rokok, tinggal di perumahan yang padat penduduk dan menderita penyakit penyerta seperti HIV, penyakit jantung atau penyakit kronis. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.