sp-globalindo.co.id – Apakah kita dilahirkan dengan paket kepribadian atau akibat dari lingkungan sosial? Ini adalah pertanyaan yang telah lama diperdebatkan dan tidak dapat dijawab dengan jelas oleh para ilmuwan dan filsuf.
Kepribadian sendiri diartikan sebagai cara kita berpikir, merasakan dan berperilaku, yang membedakan setiap orang.
Kepribadian lebih dari sekedar identifikasi karakteristik individu. Ini mencerminkan pola perilaku dan emosi yang lebih holistik dan kompleks.
Sifat adalah bagian dari kepribadian. Misalnya saja, seseorang yang ekstrovert, supel, dan neurotisisme rendah kemungkinan besar memiliki kepribadian yang menyenangkan dan supel.
Beberapa analisis menunjukkan bahwa sebagian besar kepribadian kita diwariskan, namun tingkat pastinya (termasuk jenis sifat yang diwariskan) masih menjadi misteri.
Baca juga: Memilih Gaya Belajar yang Sesuai dengan Tipe Kepribadian Anak Anda
Berdasarkan penelitian genetik, para ilmuwan memperkirakan 30-60 persen kepribadian kita diturunkan. Tapi kepribadian bisa berubah sepanjang hidup.
Tinjauan terhadap penelitian yang melibatkan anak kembar identik dan anak angkat menunjukkan bahwa anak kembar identik, meski tumbuh di lingkungan yang berbeda, memiliki banyak kesamaan kepribadian dibandingkan dengan saudara bukan kembarnya, yaitu anak angkat.
Penelitian ini secara khusus berfokus pada ciri-ciri kepribadian “Lima Besar”, yaitu keterbukaan terhadap pengalaman, neurotisisme, ekstraversi, kehati-hatian, dan keramahan.
Tentu saja faktor lingkungan seperti pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya berperan besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
Misalnya, anak-anak yang tumbuh dalam kondisi buruk seperti penelantaran, pelecehan atau kemiskinan umumnya lebih impulsif. Para ahli meyakini hal ini terjadi karena lingkungan “mengaktifkan” gen impulsif yang mungkin sebelumnya tidak aktif.
Sebaliknya, anak yang dibesarkan di lingkungan yang aman, sehat, dan dirawat dengan baik cenderung memiliki temperamen yang lebih tenang karena gen lain diaktifkan.
Baca juga: Studi: Kepribadian Narsistik Melunak Seiring Bertambahnya Usia Pada Usia Berapa Kepribadian Berkembang?
Pada dasarnya, tidak ada patokan usia yang menentukan terbentuknya kepribadian seseorang, karena proses ini terus berlangsung sepanjang hidup.
Namun menurut sebuah penelitian pada tahun 2020, kepribadian manusia berakar pada karakter awal, yang dapat diamati sejak usia 4 bulan.
Temperamen memiliki dua bagian dasar, yaitu reaktivitas, atau respons emosional, dan pengaturan diri, atau kemampuan mengendalikan respons seseorang.
Misalnya, anak yang bersemangat memperlihatkan bagian tubuh yang bergerak saat diperlihatkan mainan dianggap sangat reaktif. Jika seorang anak tersenyum dan mengeluarkan suara, dianggap memiliki perasaan yang sangat positif, hal ini berkaitan dengan ciri kepribadian ekstroversi.
Kepribadian dapat berubah sepanjang hidup, baik disengaja maupun tidak. Menurut penelitian, jarang sekali kepribadian bisa stabil secara permanen.
Perubahan kepribadian bisa terjadi antara usia 20 dan 40 tahun, namun bisa juga terjadi pada usia lebih tua.
Baca juga: Bahaya Marah Seringkali Mempengaruhi Kesehatan Anda
Meskipun setiap orang itu unik, para ahli menunjukkan bahwa banyak orang menunjukkan kepercayaan diri, kehangatan, pengendalian diri, dan stabilitas emosi seiring bertambahnya usia.
Artinya, meskipun beberapa sifat dan kepribadian kita mungkin diwariskan secara genetis, cara kita mengekspresikan dan mengembangkan sifat-sifat ini sangat bergantung pada lingkungan sosial, pengalaman, dan interaksi kita dengan orang lain. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.