TEL AVIV, sp-globalindo.co.id – Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam operasi Israel di Jalur Gaza pada Rabu (16 Oktober 2024).
Namun, baru Israel yang mengonfirmasi kematian Yahia Sinwar setelah tes DNA pada Kamis (17 Oktober 2024).
Belum ada komentar atau konfirmasi dari Hamas, yang saat ini berperang melawan Israel di Jalur Gaza. Baca juga: Bagaimana Israel Menemukan dan Membunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?
Kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar bisa menandai titik balik dramatis dalam perang di Gaza, Kompas.id melaporkan.
Israel menuduh Sinwar berada di balik serangan terhadap Israel oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang melancarkan operasi militer Israel sebelumnya di Jalur Gaza.
Bagi Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, kematian Yahya Sinwar bisa menjadi peluang untuk mengakhiri perang, memulai kembali perundingan gencatan senjata dan menyelamatkan para sandera.
Tapi itu tergantung pada Israel dan Hamas.
Tak lama setelah memastikan tewasnya Sinwar, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis dini hari (18 Oktober 2024) waktu setempat menegaskan bahwa Israel akan melanjutkan perang hingga seluruh sandera dikembalikan.
Netanyahu akan melanjutkan janjinya untuk menghancurkan Hamas dan membunuh semua pemimpinnya.
Sementara itu, Hamas belum mengeluarkan pernyataan.
Misi Iran di PBB hanya mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pembunuhan Sinwar justru akan memperkuat perlawanan di Gaza.
“Selama pendudukan dan invasi terus berlanjut, perlawanan akan terus berlanjut karena para syuhada masih hidup dan menjadi sumber inspirasi. kamu
Baca juga: Kamala Harris: Kematian Yahya Sinwar Jadi Kesempatan Akhiri Perang di Gaza
Kematian Yahya Sinwar dapat dilihat sebagai pencapaian besar bagi Israel, meningkatkan moral Israel dan popularitas Netanyahu.
Yahya Sinwar dicari oleh Israel.
“Misi kami belum berakhir, ini adalah momen kritis dalam perang,” kata Netanyahu dalam video tersebut.
Berbeda dengan Netanyahu, para pengamat yakin sudah waktunya bagi Israel untuk mengakhiri perang.
“Ini adalah puncak dari segalanya bagi Israel dan bisa menjadi cara untuk mengakhiri perang. “Sekarang tujuan perang telah tercapai, akan lebih mudah untuk mencapai kesepakatan,” kata Nomi Baryakov, peneliti Program Keamanan Internasional di lembaga pemikir Chatham House di Inggris.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dilaporkan berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Perdana Menteri Qatar sekaligus Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Baca juga: Israel Rilis Rekaman Drone yang Diklaim Tampilkan Momen Kematian Yahya Sinwar
Mereka berdiskusi untuk mengakhiri konflik Timur Tengah.
Giora Eiland, mantan ketua Dewan Keamanan Nasional Israel, juga melihat kematian Sinwar sebagai peluang untuk memberi sinyal bahwa Israel siap mengakhiri perang.
Israel bisa menghentikan serangannya tidak hanya di Gaza, tapi juga di Lebanon untuk melawan Hizbullah.
Hizbullah, seperti Hamas, belum memiliki pengganti pemimpin Hassan Nasrallah, yang terbunuh dalam serangan Israel bulan lalu.