sp-globalindo.co.id – Geoffrey Hinton, ilmuwan komputer Inggris-Kanada yang dikenal sebagai “Godfather of Artificial Intelligence”, dianugerahi Hadiah Nobel Fisika tahun 2024. Seorang ilmuwan Amerika juga menerima penghargaan yang sama. , John Hopfield.
Keduanya menerima penghargaan bergengsi ini atas penemuan mereka dalam pembelajaran mesin, yang kemudian menjadi dasar bagi teknologi kecerdasan buatan/AI yang sedang booming saat ini.
Saat ini, pembelajaran mesin merupakan salah satu cabang ilmu kecerdasan buatan yang berfokus pada penggunaan data dan algoritma yang memungkinkan kecerdasan buatan meniru cara manusia belajar secara bertahap dan meningkatkan akurasi.
Baca juga: Profesor Kecerdasan Buatan Tinggalkan Google, Peringatkan Bahaya Kecerdasan Buatan di Masa Depan
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Royal Swedish Academy of Sciences pada konferensi pers yang diadakan di Stockholm, Swedia, pada 8 Oktober tahun lalu, demikian laporan surat kabar Standard, Senin (14 Oktober 2024).
Dalam pesan yang diposting ke akun X (sebelumnya Twitter) @NobelPrize, Hinton mengonfirmasi bahwa dia berada di California ketika menerima berita tentang penghargaan tersebut.
“Saya berada di sebuah hotel murah di California tanpa akses internet atau layanan telepon yang layak. Saya dijadwalkan untuk menjalani pemindaian MRI hari ini, tetapi sepertinya saya harus membatalkannya,” kata Hinton tentang penghargaan tersebut ketika saya menerimanya. . “Saya berada di hotel murah di California dengan layanan internet dan telepon yang buruk. Saya dijadwalkan untuk menjalani pemindaian MRI hari ini, tapi saya membatalkannya.”
– Pemenang hadiah fisika baru Jeffrey Hinton berbicara pada konferensi pers hari ini mengumumkan #NobelPrize. pic.twitter.com/i7jnucEhFl — Hadiah Nobel (@NobelPrize) 8 Oktober 2024
Hinton adalah orang yang sangat menarik. Meskipun ia dijuluki sebagai “bapak AI”, ia menyatakan keprihatinannya terhadap teknologi canggih ini.
Dia pensiun dari Google tahun lalu setelah lebih dari 10 tahun. Selama berada di Google, saya mengembangkan berbagai produk menggunakan kecerdasan buatan.
Baca juga: Peneliti AI Google memenangkan Hadiah Nobel Kimia 2024
Dalam pengunduran dirinya, Hinton juga menyoroti potensi bahaya AI. Ia pun memiliki penyesalan dan kekhawatiran terhadap dampak produk kecerdasan buatan yang ia kembangkan.
Salah satu permasalahannya adalah penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan, termasuk menyebarkan misinformasi dalam bentuk teks, foto, dan video.
“Sulit untuk mencegah pelaku kejahatan menggunakan produk AI untuk tujuan buruk,” tambah Hinton.
Selain itu, ia khawatir AI dapat menggantikan tenaga manusia sehingga berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. Profil Jeffrey Hinton
Geoffrey Hinton lahir pada tanggal 6 Desember 1947 di London, Inggris, dalam keluarga dengan latar belakang akademis dan intelektual yang kuat.
Ayahnya, Howard Everest Hinton, adalah seorang ahli entomologi terkenal, dan keluarganya juga memiliki hubungan keluarga dengan George Boole, ahli matematika terkenal yang menciptakan logika Boolean.