Penulis: VOA Indonesia
MOSKOW, sp-globalindo.co.id – Menurut Kremlin, tidak benar pasukan Korea Utara ikut serta dalam perang Rusia di Ukraina.
Sebelumnya pada Rabu (16/10/2024), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan kepada parlemen Ukraina, Verkhovna Rada, sebuah peta jalan untuk mengalahkan agresi Rusia, yang disebutnya sebagai “rencana kemenangan”, yang rinciannya masih dirahasiakan. Oleh Kyiv.
Zelenskyy mengatakan kepada anggota parlemen negara itu bahwa tiga serangkai “Rusia, Iran dan Korea Utara” sedang berperang dengan Ukraina.
Baca juga: Zelenski: Korea Utara Latih 10.000 Tentara untuk Bantu Rusia di Ukraina
“Kami melihat semakin banyak aliansi antara pemerintah seperti Rusia dan Korea Utara. Ini bukan hanya tentang transfer senjata lagi. Ini sebenarnya tentang memindahkan orang-orang dari Korea Utara ke pasukan pendudukan,” kata Zelenskiy saat itu.
Iran telah memberikan dukungan militer kepada Rusia selama lebih dari dua tahun, termasuk drone mematikan Shahed yang digunakan dalam serangan udara harian terhadap warga sipil Ukraina.
Meskipun terdapat banyak bukti, baik Rusia maupun Iran secara keliru menyangkal bahwa Teheran mendukung invasi Moskow ke Ukraina.
Berita mengenai kehadiran militer Korea Utara di Rusia dan Ukraina baru muncul dalam beberapa pekan terakhir.
Kremlin telah menolak informasi tersebut.
Sekretaris pers kepresidenan Rusia Dmitry Peskov menyebut keterlibatan langsung militer Korea Utara dalam saluran informasi perang – sebuah metafora untuk “berita palsu” atau penipuan.
“Ini bukan hanya intelijen Inggris, tapi juga intelijen Amerika. Mereka melaporkannya sepanjang waktu, tidak memberikan bukti apa pun,” kata Peskov, Rabu lalu.
Baca Juga: Media Korea Utara Klaim 1,4 Juta Pemuda Sudah Masuk Angkatan Darat Siap Melawan Korea Selatan
“Ini (dugaan pengerahan pasukan Korea Utara dalam perang Rusia di Ukraina) tampaknya menjadi sumber informasi lain,” katanya kepada kantor berita Rusia Iinterfax di Moskow.
Klaim (Kremlin) mungkin salah.
Media Ukraina melaporkan kematian sedikitnya enam tentara Korea Utara dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap posisi Rusia di wilayah pendudukan Donetsk pada 3 Oktober.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun mengatakan laporan mengenai kematian pasukan Korea Utara di Ukraina “sangat mungkin terjadi” dan Seoul memperkirakan Pyongyang akan mengirim lebih banyak pasukan untuk berperang demi Rusia.