SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Bersejarah, Pemilih Muslim dan Keturunan Arab Amerika Tinggalkan Partai Demokrat, Ada Apa?

Penulis: VOA Indonesia/Masood Farivar

WASHINGTON DC, sp-globalindo.co.id – Dalam sebuah perubahan bersejarah, Muslim Amerika dan Afrika-Amerika mengakhiri komitmen dua tahun mereka terhadap Partai Demokrat.

Berdasarkan data awal dari dua kelompok terkemuka, perolehan suara kelompok tersebut terbagi untuk Presiden terpilih Donald Trump dan beberapa kandidat pihak ketiga pada pemilu presiden AS yang digelar Selasa (11/5/2024).

Gerakan tersebut, yang dipicu oleh kemarahan atas cara Presiden Joe Biden menangani perang di Gaza, membantu Trump memenangkan negara bagian penting, Michigan.

Baca Juga: Inilah Siapa yang Bisa Mengisi Kabinet Donald Trump

Trump mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dan memenangkan masa jabatan kedua di Gedung Putih.

Jajak pendapat nasional terhadap lebih dari 1.300 pemilih yang dilakukan oleh Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) menemukan bahwa kurang dari 50 persen pemilih Muslim mendukung Harris.

Jumlah itu lebih rendah dibandingkan 65 persen hingga 70 persen pemilih Muslim yang memilih Presiden Joe Biden pada pemilu 2020.

Mayoritas suara Muslim diberikan kepada Jill Stein, kandidat dari Partai Hijau yang menganjurkan diakhirinya dukungan militer AS untuk Israel, atau Trump, yang mendapat dukungan dari beberapa tokoh masyarakat dan Muslim di Michigan.

Gambaran lengkap mengenai suara Muslim belum muncul.

Jajak pendapat CAIR bertentangan dengan jajak pendapat yang dilakukan oleh Associated Press, yang menemukan bahwa Wakil Presiden Harris memperoleh 63 persen suara Muslim.

Namun pola pemungutan suara yang terlihat dalam survei CAIR menandai perubahan besar dari 20 tahun terakhir, ketika umat Islam Amerika sangat mendukung kandidat Partai Demokrat, kata Robert McCaw, direktur urusan masyarakat CAIR.

Baca Juga: Kembalinya Trump: Mengubah Arah Politik Dalam dan Luar Negeri

“Ini pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun komunitas Muslim terbagi antara tiga kandidat,” kata McCaw dalam wawancara dengan VOA.

Menurut James Zogby, presiden Arab American Institute, pergerakan suara Muslim di kalangan pemilih Afrika-Amerika, yang mendukung calon presiden dari Partai Demokrat dibandingkan calon dari Partai Republik dengan rasio 2:1 selama dua tahun.

Perusahaan tidak memiliki opsi keluar apa pun. Namun sebelum pemilu, jajak pendapat yang dilakukan organisasi tersebut menunjukkan bahwa suara komunitas Arab terbagi 42 persen berbanding 41 persen antara Trump dan Harris.

Zogby mengatakan hasil pemilu mencerminkan bias tersebut.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *