SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Internasional

CSIS Nilai Prabowo Akomodasi Partai Non-parlemen di Kabinet untuk Jaga Stabilitas Politik

Jakarta, Kompas. COM – Presiden Prabowo Subianto menilai dirinya sengaja memasukkan tokoh partai politik non-parlemen ke dalam kabinet untuk menjaga stabilitas politik di masa pemerintahannya.

Aria Fernandes, Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) memberikan pidato bertajuk “Respon Kabinet Prabowo-Jabran: Dampak, Ancaman dan Masukan” Jakarta, Jumat (25/10/2021). 2024).

Partai yang tidak mendapatkan kursi di DPR akan tetap masuk dalam pemerintahan Presiden Prabowo, kata Arya dalam paparannya.

“PSI, PBB, Garuda, Prema, dan Gilora. Mereka tidak mendapat kursi di DPR, tapi diberi tempat. Jadi (mereka) stabil di luar parlemen,” ujarnya.

Baca Juga: Informasi dan Aset Rumah dan Kawasan Tetap Wakil Menteri Fahri Hamzah

Tak hanya parpol, tokoh-tokoh lain di luar DPR juga dimasukkan oleh Prabowo ke dalam Kabinet Merah Putih untuk menjamin stabilitas politik.

Kedua, kelompok kepentingan. Dunia usaha, gereja, kelompok relawan. Yang ketiga kelompok dinamis yang terdiri dari mantan aktivis, mahasiswa, media, contoh-contoh hak asasi manusia, katanya.

Oleh karena itu, biasanya jumlah pejabat di Kabinet Merah Putih sangat banyak karena Prabowo menyatukan semua partai.

Karena keinginan Presiden untuk menjamin stabilitas politik di Parlemen dan di luar Parlemen, kata Arya.

Baca juga: Biografi Isiana Bagos Oka, Wakil Menteri Pembangunan Masyarakat dan Keluarga

Di sisi lain, Arya mewanti-wanti kemungkinan konflik internal di kabinet besutan Prabowo. Apalagi, banyak menteri dan wakil menteri yang berasal dari partai politik bergengsi.

Menurut Arya, salah satu kekhawatirannya adalah akan terjadi perebutan ruang atau rencana pemerintah.

“Efek pertama pasti akan terjadi perebutan akses, terutama pada program-program populer pemerintah yang dapat mempengaruhi pemilih dalam pemilu. “Sekarang para pihak akan berdebat mengenai peluang ini,” katanya.

Aspek lain yang mungkin muncul adalah kemungkinan terjadinya persaingan internal, khususnya antar partai politik menjelang pemilu.

“Tahun pertama mungkin masih ada pemilu dan organisasi khusus. Tahun kedua mulai kerja. Tahun ketiga dan keempat persiapan pemilu, sebelum pemilu,” ujarnya.

Baca juga: Pendidikan Menteri Akademi Militer, Prabowo: Disiplin dan Integritas Jadi Landasan Segala Upaya.

Selain itu, ada kekhawatiran sebagian besar kabinet Prabowo akan memiliki konflik kepentingan dengan dunia usaha.

Dan pertanyaan sebenarnya, bagaimana para menteri dan wakil menteri ini bisa mengurangi konflik kepentingan dalam proses politik yang akan mereka terima, kata Arya.

Yang keempat maksudnya, menurut saya, karena menterinya banyak, menterinya lebih dari 100 menteri, wakil menteri di kabinet, saya khawatir pemilu berikutnya, kita akan didorong ke empat untuk menambah jumlah anggota DPR, tambahnya. . Dengarkan berita terkini dengan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *