SEOUL, sp-globalindo.co.id – Korea Selatan baru memulai era demokrasinya pada tahun 1988, setelah hampir 40 tahun berada di bawah kediktatoran militer.
Pemerintah sering menggunakan darurat militer untuk menekan perbedaan pendapat.
Seperti dilansir The Guardian, berikut sederet kudeta dan darurat militer yang pernah terjadi di Korea Selatan.
Baca juga: 6 Partai Oposisi Korea Selatan Resmi Ajukan Mosi Pemakzulan Presiden Kudeta Pertama (1961)
Diktator Park Chung-hee memimpin kudeta militer pada 16 Mei 1961, memimpin ribuan tentara ke Seoul. Selama 18 tahun berkuasa, ia menggunakan darurat militer untuk memadamkan protes dan memenjarakan para pengkritiknya. Serangan Kedua (1979)
Setelah pembunuhan Park Chung-hee oleh kepala intelijen, Mayor Jenderal Chun Do-han memimpin kudeta pada bulan Desember 1979, mengerahkan tank dan tentara ke ibu kota. Krisis Guangzhou (1980)
Chen melancarkan tindakan brutal terhadap pemberontakan pro-demokrasi di Guangzhou, menewaskan lebih dari 200 orang. Transisi menuju Demokrasi (1987-1988)
Pada musim panas 1987, protes masyarakat memaksa Chun menerima pemilihan presiden langsung. Sekutunya, Roh Tae-wo, terpilih melalui pemungutan suara terpisah di kubu oposisi.
Dengan dilantiknya Roh pada tanggal 25 Februari 1988, Korea Selatan membuka era demokrasi yang dikenal dengan Republik Keenam.
Baca Juga: FBI Menangkap Pria Tiongkok yang Membantu Korea Utara Merencanakan Serangan Rahasia ke Korea Selatan
Kenangan akan darurat militer masih menjadi luka sensitif di Korea Selatan.
Langkah Presiden Yoon Suk-yul baru-baru ini untuk memberlakukan darurat militer, meskipun singkat, telah memicu kemarahan publik dan seruan agar ia mengundurkan diri, mengingat sejarah kelam campur tangan militer dalam politik. Berita terkini dan berita pilihan kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.