JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah beberapa negara untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI).
Salah satu evakuasi terbesar dan banyak instansi, khususnya TNI, terjadi pada tahun 2020 di awal pandemi Covid-19.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat itu menjelaskan, pada Januari hingga September 2020, pemerintah memulangkan 151.386 WNI dari berbagai negara.
Selain pandemi Covid-19, ada beberapa alasan lain mengapa pemerintah Indonesia berupaya memulangkan WNI dari negara lain. Alasan paling umum adalah adanya konflik di dalam negeri.
Baca juga: Jokowi: Dari Solo ke Jakarta dan Warisan IKN Nusantara
Berdasarkan catatan sp-globalindo.co.id, rangkaian operasi atau upaya pemulangan WNI pada tahun 2014-2024: 1. Evakuasi WNI dari Suriah (2014)
Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia melanjutkan upaya repatriasi WNI akibat konflik bersenjata di Suriah.
Pemulangan WNI dari Suriah terjadi antara akhir tahun 2012 hingga tahun 2013.
Kepala Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Beirut (KBRI), Wendy Budi Raharji, dikutip Antaranews, mengatakan total WNI yang dipulangkan ke Indonesia oleh KBRI Beirut antara September 2012 hingga Agustus 2013 adalah 3.979.
Pemulangan berlanjut hingga tahun 2014. Alasannya bukan karena pertemuan antara Presiden Bashar al-Assad dan kubu pemberontak.
Baca Juga: Kemlu Kendala Evakuasi WNI dari Lebanon: Ada yang Ingin Tinggal dan Rute ke Israel
Pada 10 Agustus 2017, sp-globalindo.co.id mengaku pejabat KBRI Damaskus, Abdul Holik Zahron, sempat angkat bicara soal sulitnya mengevakuasi WNI di Suriah. Diantaranya adalah wilayah Deir al-Zour, Raqqa dan Sarmada.
Menurutnya, suatu saat ia harus mengevakuasi salah satu WNI bersama pegawai KBRI Damaskus lainnya. Saat sampai di salah satu tim, mobil yang mereka kendarai ditembak oleh orang tak dikenal.
“Jendela kami dipecahkan oleh penembak jitu, dari jendela kanan hingga jendela kiri (mobil),” kata Zahron saat itu.
Zahron juga mengungkapkan, evakuasi dilakukan dengan helikopter bekerja sama dengan otoritas setempat.
Saat itu, menurut Zahro, ada seorang TKW yang beroperasi di Deir al-Zour. Kawasan tersebut dikuasai pemerintah, namun kawasan di sekitarnya berada di bawah kendali kelompok ISIS sehingga evakuasi dengan mobil tidak mungkin dilakukan.
Akibat konflik bersenjata tersebut, pemerintah telah mengevakuasi sekitar 200 WNI dari Suriah.
Baca juga: Lebanon Catat Hampir 240.000 Orang Menyeberang ke Suriah Akibat Serangan Israel 2. Evakuasi WNI dari Yaman (2015)
Operasi militer Arab Saudi melawan Houthi di Yaman memaksa pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi WNI dari negara tersebut pada tahun 2015.
Upaya memulangkan WNI dari Yaman tidak mudah dan situasi mencekam. sp-globalindo.co.id memberitakan, pemerintah mengirimkan dua tim pada 1 April 2015 berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk mempercepat evakuasi WNI dari Yaman.
Selain mengerahkan personel, pemerintah mengirimkan 400 pesawat B-737 TNI AU untuk mengevakuasi WNI dari Yaman. Pesawat tersebut dijadwalkan lepas landas dari basis operasionalnya di Bandara Salalah di Oman
Seperti dikutip dari situs resmi Sekretariat Negara (Setneg), pada 13 April 2015, sebanyak 1.684 WNI berhasil dideportasi dari Yaman.
Rinciannya, 1.002 orang berhasil dipulangkan ke Indonesia. Sementara itu, 682 WNI tidak tiba di Indonesia, melainkan meninggalkan Yaman.
Jadi, saya ulangi, total WNI yang meninggalkan Yaman berjumlah 1.684 orang, dimana 1.002 orang diantaranya sudah kembali ke Indonesia, sedangkan 682 orang sudah siap kembali ke Indonesia dan berada di luar Yaman, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Kantor Presiden, Jakarta, 13 April 2015.
Baca Juga: Aksi Houthi di Yaman 3. Evakuasi WNI dari Turki (2016)
Pada tanggal 15 Juli 2016, terjadi upaya kudeta yang dilakukan oleh kelompok militer di Turki. Ankara dan Istanbul sedang tegang saat itu.