SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Di Pidato Singkatnya, Presiden Korsel Tak Jadi Mengundurkan Diri Jelang Voting Pemakzulan Hari Ini

SEOUL, sp-globalindo.co.id – Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol berpidato di depan umum Sabtu (7/12/2024) menjelang pemungutan suara pemakzulan di parlemen dan protes besar-besaran yang menyerukan pengunduran dirinya.

Sebelumnya, Presiden Yun mengejutkan masyarakat dan komunitas internasional dengan mengumumkan darurat militer dan mengerahkan pasukan serta helikopter ke parlemen pada Selasa (3/12/2024) malam.

Namun, anggota parlemen berhasil memveto keputusan tersebut, memaksa Yun untuk membatalkan perintah tersebut pada Rabu pagi.

Baca juga: Sekitar 200.000 Orang Akan Demonstrasi Melawan Presiden Yun Sabtu Besok

Yun belum berbicara sejak itu. Sebelum pukul 10.00 waktu setempat, Presiden Yun memberikan pidato singkat di depan umum.

Jadi Presiden Yun tidak mengundurkan diri pada hari Sabtu karena darurat militer yang diumumkannya.

“Pemberlakuan darurat militer muncul karena urgensi saya sebagai presiden,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, penampilan publik pertamanya sejak negara tersebut terjerumus ke dalam kekacauan politik.

“Tetapi dalam prosesnya saya telah menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan masyarakat. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada warga yang sangat kesal,” ujarnya.

Pidato tersebut disampaikan menjelang pemungutan suara parlemen yang dijadwalkan sore ini mengenai kemungkinan pemakzulannya.

Polisi mengatakan mereka memperkirakan puluhan ribu pengunjuk rasa anti-Yun akan turun ke jalan menjelang pemungutan suara. Namun penyelenggara berharap 200.000 orang akan ambil bagian.

Blok oposisi memiliki 192 kursi dari 300 anggota parlemen, sementara Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang dipimpin Yuni memiliki 108 kursi.

Pemungutan suara yang berhasil akan memberhentikan Yun dari jabatannya sambil menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi.

Meskipun Ketua PPP Han Dong-hoon awalnya mengatakan dia akan menentang proposal tersebut, dia mengatakan pada hari Jumat bahwa Yoon harus mundur.

Baca juga: Ini Sederet Masalah yang Dihadapi Presiden Korea Selatan

“Jika Yun terus melanjutkan, terdapat risiko signifikan bahwa tindakan ekstrem seperti darurat militer dapat terulang kembali, yang dapat merugikan Republik Korea dan warganya,” kata Han.

“Perubahan sikapnya sangat dipengaruhi oleh keseriusan situasi, terutama mobilisasi badan intelijen untuk menangkap politisi,” kata Shin Yul, profesor ilmu politik di Universitas Myongji, kepada AFP.

Namun pada Jumat malam, juru bicara PPP Shin Dong-uk mengatakan tidak disebutkan partai tersebut mengubah sikapnya terhadap mosi pemakzulan dalam pertemuan darurat partai tersebut.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *