Dinilai Beri Dampak Positif, Orangtua dan Kepala Sekolah Berharap Program Makan Bergizi Gratis Dilanjutkan
sp-globalindo.co.id – Pemerintah telah menguji coba program gizi gratis di sekolah-sekolah di berbagai departemen.
Oleh karena itu, inisiatif ini mendapat respon positif dari pihak sekolah, siswa dan orang tua. Ia berharap program pangan bergizi gratis ini terus berlanjut. Respons ini sangat berharga jelang diresmikannya program pangan bergizi gratis pada Kamis (2/1/2025).
Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Hariko Wibawa Satria menjelaskan, program makan gratis bergizi ini merupakan wujud nyata fokus Presiden Prabowo Subianto terhadap kesehatan dan masa depan generasi muda.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan kaya protein untuk menjamin tumbuh kembang anak sejak kecil agar dapat berprestasi.
Baca Juga: 1.000 Pelajar di Trengalek Nikmati Makan Siang Gratis Menu Olahan Ikan Laut
Sasaran program ini adalah anak-anak sekolah di semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/madrasah aliyah sederajat, santri, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak kecil.
Presiden ingin anak-anak Indonesia tercukupi gizinya dengan pola makan yang sehat. Semoga pelajar dan orang suci dapat menjadi generasi emas yang siap menyambut Indonesia 2045, kata Hariko dalam keterangan tertulis yang diperoleh sp-globalindo.co.id. 14/12/2024).
Senin (9/12/2024), PCO meninjau pelaksanaan uji coba Program Makan Gizi Gratis di bawah Unit Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanah Sareal, Bogor.
Selain bertanggung jawab memasak dan mengemas makanan, PCO juga mengawasi proses distribusi di SDN Kedung Badak 1 dan SMP Siliwangi Bogor. Unit Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanah Sarel memberikan makanan bergizi kepada 3.081 siswa di 15 sekolah.
Sebelum mengambil makanan, siswa berbaris rapi untuk mencuci tangan. Mereka mengantri dengan disiplin meski mengonsumsi makanan bergizi. Siswa berdoa bersama sebelum makan.
Baca Juga: Indonesia-China Sepakati Proyek Pendanaan Makan Siang Gratis
Kepala SDN Kedung Badak 1 Kariyanti mengatakan, mengantri dan berdoa merupakan contoh kebiasaan positif yang muncul dari uji coba makanan bergizi gratis.
Melalui program ini, para siswa berbaris satu demi satu sambil memetik makanan. Mereka juga dididik tentang diet seimbang. Inisiatif ini merupakan cara positif untuk mencegah anak-anak menjadi “generasi junk food”.
“Kami mengajarkan kepada anak-anak bahwa kesehatan adalah investasi masa depan. “Bagaimana kita bisa menciptakan generasi emas kalau kita tidak sadar dengan apa yang kita makan,” kata Karianti.
Kariyanti menilai program makan gratis ini bisa mengurangi beban orang tua siswa. Lebih lanjut, 80 persen siswa di SDN Kedung Badak 1 merupakan kelas menengah ke bawah.
Ia menjelaskan, sekolahnya memiliki orang tua siswa dengan empat orang anak, tiga di antaranya kembar. Orang tua harus mengeluarkan Rp 60.000 per hari untuk makan anak.
“Sekarang mereka tidak memikirkan hal itu karena anak-anak mendapat gizi gratis dari pemerintah,” ujarnya.