JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPD) Sultan B. Najamuddin mendukung upaya pemerintah untuk memasukkan Indonesia ke banyak negara BRICS.
Menurut Sultan, Indonesia harus memperkuat dan memperluas kerja sama di bidang keuangan dengan semua negara untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Presiden telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang ambisius. Saya kira kita harus maju bersama para duta besar untuk membantu kita mencapai harapan kita terhadap perekonomian,” kata Sultan kepada wartawan, Selasa (29/10/2024).
Ia mengatakan perlunya mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dengan memperluas pasar ekspor dan meningkatkan investasi asing langsung, serta fokus pada prinsip pemerataan dan keadilan ekonomi di seluruh wilayah.
Baca Juga: Akankah Indonesia Semakin Bergantung pada China untuk Bergabung dengan BRICS?
Sultan menambahkan, negara-negara BRICS mempunyai kepentingan yang sama dengan Indonesia dalam mendorong keamanan dan kemandirian ekonomi.
“Tidak ada salahnya jika Indonesia ikut serta dalam pengelompokan multi negara BRICS dengan menjadi anggotanya,” kata Sultan.
“Kami membutuhkan pupuk dari Rusia dan Tiongkok untuk mendukung rencana negara tersebut dalam mencapai kemandirian pangan. Pada saat yang sama, kami menghadapi masalah dalam perdagangan pertanian dan bidang seperti produk minyak sawit di pasar Eropa,” ujarnya.
Meski demikian, Sultan mengingatkan pemerintah untuk tetap memperhatikan prinsip diplomasi yaitu kebebasan dan ketidaksesuaian.
Baca juga: Kiprah Prabowo di Kancah Dunia, Pengaruhi Masuknya Indonesia ke BRICS
Ia mengatakan, Indonesia juga harus menjaga hubungan baik dengan negara lain yang tergabung dalam kerja sama ekonomi, seperti anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan negara-negara G20.
“Semua organisasi mitra di bidang ekonomi mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk kebutuhan negara. Kami yakin Presiden Prabowo akan mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana terkait BRICS,” kata Sultan.
Kurang dari seminggu setelah masa jabatannya, Presiden Prabowo Subianto segera melakukan perubahan besar dalam kebijakan luar negeri dengan mengajak Indonesia bergabung dengan blok ekonomi BRICS Plus.
Keinginan Indonesia untuk bergabung dalam organisasi tersebut disampaikan langsung kepada Menteri Luar Negeri Sugiono yang diutus Prabowo untuk menghadiri KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, pekan lalu.
“Pada KTT BRICS Plus, Menlu menyampaikan bahwa Indonesia ingin bergabung dengan BRICS,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Roy Somirat dalam video, Sabtu (26/10/2024).
Selain itu, Kemlu juga menyurati Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Kamis (24/10/2024) agar Indonesia diterima bergabung dalam blok ekonomi BRICS Plus (Brasil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan).
Baca juga: Apa Itu BRICS dan Alasan Indonesia Ingin Bergabung?
Setelah diumumkan secara resmi, Indonesia kini mempunyai kesempatan untuk menunggu dan melihat apakah negara-negara anggota BRICS Plus siap menerimanya.
Upaya Indonesia menjadi anggota BRICS bertujuan untuk memperkuat independensi dan keaktifannya, jelas Roy, yang berarti Indonesia tidak memihak pada kubu mana pun dan ikut serta dalam diskusi internasional.
Lanjutnya, sebagai negara maju, Indonesia juga harus mendorong pembangunan berkelanjutan di berbagai negara berkembang.
BRICS dipandang sebagai platform untuk mempercepat pembangunan negara ketiga yang masih tertinggal.
“Kami yakin, dengan berpartisipasi dalam BRICS, Indonesia juga akan berupaya memperluas kepentingan negara-negara berkembang atau Global South di masa depan,” kata Roy. Dengarkan berita dan cerita terkemuka yang kami pilih langsung di ponsel Anda. Pilih saluran favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.