sp-globalindo.co.id – Getty Images dan Shutterstock, dua perusahaan media digital terkemuka, mengumumkan kesepakatan merger perusahaan pada Selasa (7/1/2025) waktu Amerika yang disebut Merger.
Kegiatan usaha tersebut menciptakan perusahaan patungan senilai US$ 3,7 miliar (sekitar Rp 60,2 triliun). Investor Getty Images akan mempertahankan sekitar 54,7 persen saham perusahaan gabungan dengan investor Shutterstock.
CEO Getty Images Craig Peters akan terus memimpin perusahaan setelah merger. Dewan direksi lainnya, termasuk perwakilan Getty Images dan CEO Shutterstock Paul Hennessy, akan diperbarui nanti.
Menurut Craig Peters, penggabungan Getty Images dan Shutterstock akan memperkuat kemampuan perusahaan dalam meningkatkan konten.
Baca Juga: Getty Images Menuntut Perusahaan AI Karena Menggunakan Gambar Tanpa Izin Untuk Mengajarkan Kecerdasan Buatan
“(Penggabungan ini) meningkatkan penawaran kami, memperluas jangkauan, dan memperkenalkan teknologi baru untuk melayani pelanggan kami dengan lebih baik,” kata Peters dalam keterangan resmi yang dikutip KompasTekno dari The Verge, Rabu (8/1/2025).
Namun, meski sudah terintegrasi secara resmi, situs Getty Images dan Shutterstock akan tersedia secara terpisah. Pengalaman kompetisi AI
Penggabungan kedua perusahaan ini terjadi di saat maraknya kebangkitan text-to-image berbasis kecerdasan buatan (AI), termasuk dari Google dan Microsoft hingga Adobe.
Getty Images pernah mencoba mengatasi masalah ini dengan menyediakan generator gambar yang dilatih di perpustakaan gambar berlisensi. Alat tersebut diluncurkan pada platform Getey Two iStock milik perusahaan yang berbasis di Washington, AS.
Demikian pula, Shutterstock memiliki perjanjian pelatihan AI dengan OpenAI dan kontrak dengan Meta, Google, dan Amazon. Kesepakatan itu memungkinkan perusahaan menggunakan gambar stok Shutterstock untuk pelatihan AI.
Baca juga: Shutterstock, Nvidia Ciptakan Layanan AI untuk Membuat Model 3D
Karena persaingan dari AI ini, Craig Peters yakin pemerintah AS akan menyetujui penggabungan Getty Images dan Shutterstock, meski keduanya merupakan pemain utama dalam bisnis otentikasi foto.
“Kami tidak bisa mengontrol (kepastian), tapi kami sangat yakin, karena ini situasi di mana konsumen tidak punya pilihan,” kata Peters.
Selain itu, pemerintahan di bawah Donald Trump, Presiden terpilih AS ke-47, dinilai lebih tertarik pada integrasi. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.
