sp-globalindo.co.id – Peraih medali perunggu Olimpiade Paris 2024 Gregoria Mariska Tunjung mengakui babak 16 besar bersama Kim Ga-eun (Korea Selatan) menjadi momen terbaik yang diingatnya dari perjalanannya meraih podium ketiga dalam empat tahun olahraga.
Gregoria Mariska Tunjung menang 21-4, 8-21, 23-21 pada laga pertama melawan Kim Ga-eun.
Gregoria mengatakan dia merasa “berbahaya” sebelum tim Korea Selatan menenangkan diri dan mengakhiri protes.
Momen yang paling berkesan adalah saat melawan Korea Selatan di babak 16 besar, ujarnya dalam jumpa pers bersama wartawan di Paris serta sambungan Zoom kepada media di Indonesia.
“Ini tidak seperti saya, secara fisik di lapangan tetapi secara mental seperti di dunia lain.”
“Pada saat itu, kamu mungkin belum sepenuhnya memahaminya, jadi kamu sangat senang.
Baca juga: Arti Medali Olimpiade Bagi Gregoria Mariska: Hadiah 17 Agustus
“Pada game ketiga terjadi ketegangan, kami kehilangan beberapa game point, dan ini merupakan hal yang tak terlupakan.”
Gregoria pun menyebut salah satu alasan ia mulai merasakan hangatnya suporter di La Chapelle Arena, venue bulutangkis Olimpiade Paris 2024, adalah dukungannya.
“Saya tidak merasa sendirian di stadion, banyak orang yang ikut merayakan (kemenangan) bersama saya, mengibarkan bendera Indonesia di banyak tempat di tribun penonton, saya langsung merasa besok harus lebih baik dari ini,” imbuhnya.
Ketangguhan Gregoria sepanjang Olimpiade Paris 2024, terutama di babak-babak penting pertandingan, mendapat pujian dari pelatih Herli Djaenudin.
Secara mental, dia bisa memenangkan hal-hal penting, katanya.
“Ada beberapa insiden di mana dia berhasil menangkapnya dari belakang, dan yang lainnya, lutut kirinya terluka secara fisik.”
Baca juga: Ucapan Se-taloou usai mengalahkan Gregoria di Semifinal Olimpiade 2024
“Dia bisa menggunakan pola yang dia pelajari dalam latihan. Itu tergantung pada Jorja dan di tempat penting untuk beralih ke Jorja yang hebat ini.”
Terkait cedera lututnya, Gregoria pun mengaku berusaha tidak merasakan sakit setiap kali turun ke lapangan.
“Sepertinya saya capek banget karena sudah terbiasa menahan rasa sakit saat latihan,” imbuhnya.
“Perasaan itu muncul kembali ketika Anda melewatkan latihan, Anda memulai dari nol tetapi ketika saatnya tiba Anda akan terbiasa dengan rasa sakitnya.” Dengarkan berita terkini dengan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih berita favorit Anda untuk mendapatkan Channel WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.