SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Hak Kemanusiaan ODHA

SEMUA penyakit disebabkan oleh gaya hidup atau perilaku yang salah. Suatu gaya hidup atau perilaku yang membuat seseorang mudah terserang penyakit. Baik untuk penyakit menular maupun tidak menular, faktor gaya hidup/perilaku sangatlah penting.

AIDS adalah epidemi yang berbahaya dan mematikan. Mulanya tentang perilaku seksual yang tidak normal.

Risiko infeksi juga tinggi bagi mereka yang melakukan penyimpangan seksual atau berbahaya secara seksual. Perilaku seksual adalah kelompok kunci. Sayangnya, populasi kunci ini telah lama mengalami stigmatisasi dan diskriminasi.

Setelah berpuluh-puluh tahun epidemi HIV/AIDS, kita belum bisa mengatasi stigma dan diskriminasi.

Prevalensi infeksi HIV dan kasus baru terus meningkat, terutama pada penduduk usia kerja. Akses diblokir sehingga layanan yang tersedia tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Pemerintah (Kementerian Kesehatan) telah memperluas ketersediaan layanan AIDS. Mulai dari puskesmas daerah, rumah sakit kota/kabupaten, rumah sakit daerah hingga rumah sakit pusat. Kebutuhan sumber daya manusia, peralatan medis, patogen oportunistik, dan obat antiretroviral juga terpenuhi.

Klinik VCT terbuka di setiap fasilitas kesehatan. Pencegahan, pengobatan dan perawatan Layanan dukungan bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) dan mereka yang berperilaku berisiko.

Ternyata banyak masyarakat yang tidak menggunakan layanan VCT. Pasien ODHA dan orang dengan perilaku berisiko HIV/AIDS tidak menggunakan alat pencegahan AIDS secara efektif.

Layanan VCT ditawarkan secara sukarela. Hanya mereka yang sadar dan terlatih yang dirujuk ke layanan VCT.

Kementerian Kesehatan menetapkan dua situasi untuk kondisi ini. Pertama, masyarakat belum cukup mengetahui bahaya HIV/AIDS sehingga menganggap dirinya aman dan tidak perlu melakukan tes HIV.

Kedua, stigma masyarakat terhadap ODHIV begitu kuat sehingga ODHIV tidak mau, bingung atau takut untuk melakukan tes HIV.

Sasaran Kementerian Kesehatan adalah mencapai angka 95-95-95 pada tahun 2030, sejalan dengan sasaran global HIV/AIDS. Yakni 95 persen pasien ODHIV mengetahui kondisinya, 95 persen pasien ODHIV yang mengetahui kondisinya mendapat pengobatan, dan 95 persen infeksi ODHIV yang mendapat pengobatan dapat ditekan.

Untuk mencapai tujuan ambisius ini, VCT dan skrining agresif diterapkan. Namun, kami yakin bahwa akses terhadap klinik VCT dan cakupan tes skrining HIV di masyarakat masih buruk. Jadi jalan menuju tahun 2030 masih cukup terjal.

Poli VCT merupakan layanan yang terbuka luas bagi masyarakat yang ingin mengetahui status HIV-nya.

VCT memiliki konseling pra-tes dan pasca-tes serta tes HIV sebagai layanan inti VCT. Semua puskesmas dan rumah sakit mempunyai poli-VCT sebagai strategi penanggulangan HIV/AIDS.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *