Menteri Kesehatan Buddy Gunadi di audiensi yang terkait dengan RUU kesehatan, mengatakan obat -obatan dan perangkat medis di Indonesia lebih mahal daripada negara lain. Ini karena manajemen perdagangan yang tidak efektif.
Apakah percaya bahwa untuk mengatasi hal ini, transparansi dan aturan terintegrasi dapat mengurangi harga obat di Indonesia.
Kami menilai, ada pekerjaan rumah lain yang menarik perhatian pengamat sosial, akankah harga obat yang akan menjamin bahwa orang ingin atau tertarik menggunakannya?
Berdasarkan data WHO (2023), lima penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, tuberkulosis dan hipertensi.
Pengobatan lima penyakit dijamin oleh pemerintah melalui JKN dan BPJ, termasuk obat genetik.
Badan Pengendalian Makanan dan Pengendalian Obat (BPOM) memastikan bahwa obat -obatan lokal dan umum telah melewati uji klinis dan menjamin keamanan. Kandungan obat -obatan lokal dan obat impor adalah sama, dengan efisiensi yang sama.
Baca Juga: Penangguhan Anestesi PPD Hassan Sadikin dan Tanggung Jawab Sistem
Namun, banyak orang masih enggan membeli dan mengonsumsi karena obat murah tidak akan efektif.
Persepsi juga ditingkatkan oleh pengaruh media, sehingga merek obat yang terkenal lebih tepercaya daripada obat -obatan lokal dan obat -obatan genetik.
Contoh ini adalah bentuk xenosentrisme, yang masih umum di Indonesia. Tentu saja, prospek perlu diubah dan menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua. Mengembangkan dunia medis di Indonesia
Berbicara kepada BPOM (2023), perusahaan farmasi domestik telah mengembangkan banyak jenis obat yang tersedia untuk penduduk Indonesia.
Salah satunya adalah Farmha Kalbe, yang telah berhasil menghasilkan obat lokal yang digunakan untuk kanker darah (limfoma).
Tentu saja, ini adalah kabar baik bagi kami, mengingat bahwa sebelum Indonesia selalu mengimpor obat -obatan dari Argentina.
Selain itu, banyak universitas internal telah menciptakan obat herbal alternatif untuk penyakit yang biasanya dialami masyarakat.
Misalnya, IPB dengan obat anti-grass, yang dapat mengurangi kadar asam urat per bingkai alpurinol. Entah Airlanga UNAIR, yang mampu membuat vaksin tuberkulosis yang diakui secara internasional.
Alasan bagi banyak kasus non -warning untuk menggunakan obat lokal atau umum adalah karena imajinasi kualitatif.