SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Sports

Hari Ini, Ilmuwan Selandia Baru Membedah Paus Paling Langka di Dunia

WELLINGTON, sp-globalindo.co.id – Ilmuwan Selandia Baru hari ini mulai membedah paus paling langka di dunia pada Senin (12 Februari 2024).

Konon karena spesiesnya sulit ditemukan, hanya tujuh spesimen yang tercatat.

Kutipan: AFP Awal tahun ini, seekor paus sekop mati terdampar di pantai Pulau Selatan Selandia Baru, memberikan kesempatan untuk mempelajari mamalia laut dalam yang belum pernah terlihat hidup sebelumnya.

Baca juga: Paus Terlangka di Dunia Mati di Selandia Baru

Paus sepanjang lima meter itu ditemukan dari pantai pada bulan Juli dan telah disimpan di lemari es khusus sejak saat itu.

Pakar Cetacea Anton van Helden mengatakan, untuk pertama kalinya, para ilmuwan mampu mengekstraksi secara lengkap spesimen milik keluarga paus paruh.

“Ini adalah peluang luar biasa dan signifikan secara global,” katanya.

Nekropsi selama seminggu akan membantu mengisi kesenjangan dalam perilaku, pola makan, dan bahkan anatomi dasar paus.

Helden mengatakan paus paruh adalah kelompok mamalia besar paling misterius di planet ini.

“Ini adalah penyelam laut dalam yang jarang terlihat di laut, yang merupakan tantangan nyata bagi penelitian hewan laut tersebut,” ujarnya.

“Ini yang paling langka dari yang langka. Hanya spesimen ketujuh yang diketahui dari mana saja di dunia, dan ini adalah kesempatan pertama kami melakukan otopsi semacam itu,” tambahnya.

Departemen Konservasi Selandia Baru menyatakan paus sekop merupakan paus paling langka di dunia.

Spesies ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1874 hanya dari rahang bawah dan dua gigi yang dikumpulkan dari Kepulauan Chatham di lepas pantai timur Selandia Baru.

Baca juga: Pemimpin Hamas dan Pejabat Mesir Kembali Berunding untuk Mencapai Gencatan Senjata di Jalur Gaza

Spesimen ini, bersama dengan sisa kerangka dari dua spesimen lain yang ditemukan di Selandia Baru dan Chili, memungkinkan para ilmuwan untuk memastikan spesies baru tersebut.

Karena sangat sedikit spesimen yang ditemukan dan tidak ada penampakan langsung, sistem klasifikasi ancaman di Selandia Baru mengklasifikasikan paus bergigi dayung sebagai paus yang dilaporkan rendah. Dengarkan berita dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda: Kompas. com Untuk mengakses saluran WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *