sp-globalindo.co.id – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kasus penyalahgunaan steroid pada anak kerap terlihat di lapangan.
Kepala Unit Koordinasi Endokrin (UKK) IDAI DR, dr Agustini Utari, SpA(K), mengatakan, dalam praktiknya, pelaku penyalahgunaan steroid terhadap anak bisa dilakukan oleh pengasuhnya atau oleh orang tuanya sendiri.
“Dalam praktik klinis saya sehari-hari, saya menemukan beberapa (kasus). (Penyalahgunaan steroid) tidak hanya dilakukan oleh caregiver, saya menemukan orang tua yang menginginkan anak gemuk melakukannya,” kata Agustini saat konferensi pers IDAI, Rabu (10/1). 17/2019). 2024).
Baca juga: Anak Gemuk Bukan Berarti Sehat, Kata IDAI
Salah satu kasus yang ditemuinya adalah kasus anak obesitas yang tidak kunjung tumbuh. Ternyata orang tuanya telah memberinya steroid selama dua tahun.
“Dia (anaknya) tidak tumbuh selama 2 tahun, lalu diketahui bahwa efek steroid membuat dia (anaknya) tidak bisa tumbuh,” ujarnya.
Menurutnya, ada anggapan keliru di masyarakat bahwa anak sehat itu gemuk, padahal kegemukan bukan menjadi tolak ukur anak sehat.
“Orang tua mengira kalau nafsu makan anaknya meningkat, dia akan jadi gemuk. Padahal, gemuk itu tidak baik. Namun, banyak orang yang menganggap gemuk itu lucu,” ujarnya.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengajari Anak Berbicara Cepat? Demikian penjelasan IDAI…
Kasus penyalahgunaan steroid untuk menambah nafsu makan anak dan membuat berat badan bertambah belakangan ini semakin marak, seiring kisah seorang anak kecil asal Surabaya yang viral di media sosial.
Anak tersebut diberikan deksametason dan pronicy termasuk steroid untuk meningkatkan nafsu makan dan menambah berat badan selama satu tahun oleh pengasuhnya.
Meski banyak kasus yang ditemui dalam praktik klinis dokter, kata Agustini, namun belum ada data pasti dan tepat yang akan dipublikasikan.
Namun dalam kesempatan tersebut, Agustini menjelaskan, steroid memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang sehingga tidak boleh dikonsumsi sembarangan, apalagi diberikan pada anak-anak.
Baca Juga: Mengenali Perkembangan Motorik Normal pada Bayi Menurut IDAI Efek Samping Obat Steroid
Agustini menjelaskan, steroid merupakan obat yang banyak digunakan sebagai antiinflamasi. Obat ini juga menggantikan hormon kortisol.
Obat ini memiliki banyak kegunaan. Beberapa kondisi medis yang memerlukan obat ini antara lain anak yang kekurangan hormon kortisol sejak lahir, alergi parah, asma, penyakit autoimun, dan perawatan transplantasi organ.
“Itu obat keras, jadi diberi label ‘K’,” ujarnya.
Obat bertanda K harus digunakan sesuai indikasi medis yang diberikan oleh dokter dan digunakan sesuai anjuran dokter.
Baca juga: IDAI Sebut 3 Penyakit Autoimun Ini Sering Menyerang Anak-anak
“Jika tidak ada indikasi medis, penggunaan steroid bisa menjadi racun dan berbahaya,” ujarnya.
Efek jangka pendek dari steroid mungkin termasuk kenaikan berat badan yang cepat, moonface, perubahan suasana hati, sulit tidur, gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan infeksi umum lainnya.
Penggunaan steroid dalam jangka panjang tanpa resep dokter mempunyai dampak yang lebih berbahaya, seperti osteoporosis, pertumbuhan terhambat, diabetes, katarak dan insufisiensi adrenal, dimana tubuh tidak merespon penyakit/operasi dengan baik.
Baca juga: IDAI: Gejala Penyakit Autoimun Bisa Dimulai pada Anak yang Mudah Lelah
Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.