SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Nasional

Indonesia Ingin Gabung BRICS Plus, Pengamat: Bagus Juga, agar Tak Didominasi OECD

JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai baik keinginan bergabung dengan blok ekonomi yang dirintis Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).

Hikmahanto menilai masuknya Indonesia ke dalam BRICS dapat melemahkan kepemimpinan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) atau Organization for Economic Cooperation and Development.

“Saya kira ada baiknya Indonesia bergabung dengan BRICS agar Indonesia tidak dikuasai negara-negara OECD,” kata Hikmahanto kepada sp-globalindo.co.id, Minggu (27 Oktober 2024).

Baca juga: Pengertian BRICS, Blok Ekonomi yang Bakal Saingi Kelompok Cs AS

OECD merupakan organisasi internasional yang berkantor pusat di Paris, Perancis yang didirikan pada tahun 1961.

Organisasi ini mempunyai posisi strategis dalam pilar tata kelola global sebagai forum dan platform multilateral.

OECD berperan dalam membentuk agenda kebijakan pembangunan ekonomi melalui penciptaan, standardisasi dan penyebaran metodologi, analisis dan praktik terbaik, terutama di bidang-bidang seperti perpajakan, perdagangan, pendidikan, lingkungan hidup, manajemen publik dan pembangunan internasional.

“Indonesia juga dapat menjaga kesenjangan serupa antara negara-negara anggota OECD dan negara-negara anggota BRICS,” kata Hikmahanto.

“Yang penting kepentingan nasional kita diuntungkan dan tidak dirugikan,” kata Rektor Universitas Jenderal A Yani.

Baca juga: Apa itu BRICS: Sejarah, Tujuan dan Negara Pesertanya

Hikmahanto menilai Indonesia tidak lagi menghargai OECD seperti dulu. Oleh karena itu, dia menilai tidak ada salahnya jika Indonesia bergabung dengan BRICS.

Ia menilai kekuatan pasar BRICS yang luar biasa dinilai mampu menyeimbangkan kekuatan ekonomi negara-negara anggota OECD.

Di sisi lain, kata Hikmahanto, Indonesia merupakan importir besar bahan bakar minyak (BBM).

Pada saat yang sama, Amerika Serikat (AS) tidak mengizinkan Indonesia membeli bahan bakar dari Rusia karena serangan Rusia ke Ukraina.

Faktanya, negara OECD diblokir oleh Rusia sehingga tidak ada pembeli. “Kalau kita di BRICS tidak akan ada kendala seperti ini,” kata Hikmahanto.

Ia juga mengatakan bahwa dunia saat ini sangat bergantung pada mata uang AS.

Pada saat yang sama, BRICS memperkenalkan mata uang selain dolar AS.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *