sp-globalindo.co.id – Bacillus cereus ditemukan pada sampel makanan ringan asal China, latiao, berdasarkan laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Jumat (11/1/2024).
BPOM menguji 73 produk latiao yang beredar di Indonesia, empat di antaranya ditemukan mengandung bakteri Bacillus cereus.
Infeksi bakteri Bacillus cereus berbahaya karena dapat menyebabkan keracunan makanan.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan kontaminasi bakteri menyebabkan banyak orang mengalami gejala keracunan makanan, antara lain sakit perut, pusing, mual, dan muntah.
Selain keracunan makanan, ada gangguan kesehatan lain yang disebabkan oleh infeksi Bacillus cereus. Hal ini akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Juga: Belajar dari Latiao Ingat BPOM: Apa Itu Bacillus Cereus? Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus cereus
Perhatikan bahwa Bacillus cereus adalah bakteri yang sangat kecil yang membentuk spora yang hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.
Menurut Klinik Cleveland, Bacillus cereus atau B. cereus menghasilkan zat atau racun berbahaya yang dapat membuat orang sakit.
Dampak dari penyakit mikroskopis bakterial ini tidak hanya dapat menyerang saluran pencernaan (saluran lambung), namun juga bagian tubuh lainnya.
Infeksi Bacillus cereus pada saluran pencernaan dapat menyebabkan gangguan kesehatan sebagai berikut: Diare.
Menurut WebMD, Anda mungkin mengalami diare akibat infeksi bakteri umum B. cereus karena enterotoksin.
Enterotoksin adalah zat berbahaya bagi sistem pencernaan yang dihasilkan oleh bakteri tertentu.
Keracunan makanan biasanya terjadi 6-15 jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri, dalam hal ini latiao, terinfeksi bakteri Bacillus cereus. membersihkan
Efek samping umum lainnya jika saluran pencernaan terinfeksi bakteri B. cereus muntah, atau yang disebut muntah.
Anda mungkin muntah 1-6 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi.
Selain terkontaminasi latiao, makanan yang paling banyak terinfeksi B. cereus dan menyebabkan muntah nasi.
Baca juga: Infeksi virus mematikan meningkat di Jepang, kata para ahli …