sp-globalindo.co.id – Rumah kosong alias rumah kosong umumnya lebih cepat rusak dibandingkan rumah yang ditempati.
Ini adalah konsep yang umum dan diyakini secara luas oleh masyarakat.
Bambang Ekajaya, pemeriksa properti dan Wakil Ketua DPP Real Estate Indonesia (REI), mengatakan ada beberapa alasan mengapa rumah kosong lebih cepat rusak.
Alasan pertama karena tidak ditempati maka pintu harus ditutup dan jendela ditutup rapat. Tidak ada sirkulasi udara di dalam rumah.
Kondisi ini menyebabkan suhu di dalam ruangan menjadi rendah dan menimbulkan kelembapan.
“Unsur kelembapan yang tinggi menyebabkan kusen, plafon, dan dinding menjadi lembab dan terkadang muncul rayap atau busuk. Bahkan lantai keramik pun sering naik dan pecah,” kata Bambang kepada sp-globalindo.co.id, Selasa (24/9/2024).
Baca juga: 80% Rumah Subsidi Kosong, Banyak yang Direlokasi
Alasan kedua, rumah yang lembap dan kotor dapat mempercepat kerusakan pada beberapa bagian rumah.
Apalagi kalau rangka atapnya dari kayu bisa roboh, imbuhnya.
Menurut Bambang, sulit mencegah kerusakan bangunan jika rumahnya kosong.
Karena yang utama lembab, sirkulasi udara sedikit, lampu mati, dan tentu saja tidak ada perawatan, ujarnya.
Sekalipun rumah tidak ditempati, namun dirawat dan dibersihkan secara rutin, mungkin dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan pada bangunan.
“Perawatan yang paling baik adalah minimal seminggu sekali, karena terkadang (akibat aktivitas) hewan mulai dari serangga hingga tikus harus dibersihkan,” pungkas Bambang. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.