SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Iran Tidak Dakwa Mahasiswi yang Buka Baju di Kampus Teheran

TEHRAN, sp-globalindo.co.id – Pengadilan Iran pada Selasa (19/11/2024) tidak memperlihatkan mahasiswi yang melepas pakaiannya, hanya menyisakan celana dalam, di Universitas Teheran.

“Sejak dia dibawa ke rumah sakit dan ditemukan sakit, dia diserahkan kepada keluarganya… dan tidak ada tuntutan yang diajukan terhadapnya,” kata juru bicara pengadilan Asghar Jahangir pada konferensi pers. kantor berita AFP.

Jahangir tidak menyebutkan nama siswa tersebut.

Baca juga: Siswa Iran ditelanjangi di depan sekolah untuk memprotes dugaan penindasan

Pada awal November 2024, beredar video yang memperlihatkan mahasiswi duduk dan berjalan sebentar di Universitas Islam Azad di Teheran, melepas pakaian dan hanya mengenakan pakaian dalam.

Tindakan ini mendapat reaksi keras dari para pejabat Iran, yang percaya bahwa negara tersebut memiliki aturan berpakaian yang ketat sejak revolusi tahun 1979 yang mewajibkan penutup leher dan kepala.

Menteri Ilmu Pengetahuan Iran Hossein Shimaei, yang mengawasi universitas tersebut, mengatakan perilaku mahasiswa tersebut tidak etis dan luar biasa. Namun, dia tidak dikeluarkan dari sekolah.

Amnesty International, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London, mengatakan pelajar tersebut ditangkap secara paksa setelah dia menanggalkan pakaiannya untuk memprotes penegakan aturan berpakaian.

Juru bicara pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani membantah ada hubungannya dengan kekerasan dan penangkapan tersebut dan tidak ada hubungan antara insiden tersebut dan aturan berpakaian.

“Masalahnya sebenarnya ada hal lain,” katanya, seraya menekankan bahwa “ketelanjangan semacam ini tidak diperbolehkan di mana pun.”

Universitas kemudian mengatakan mahasiswa tersebut menyerahkan dirinya ke polisi dan ditemukan menderita kecemasan parah dan masalah kesehatan mental.

Baca juga: Iran menderita hukuman gantung baru setelah seorang pria dibebaskan 28 detik setelah digantung

Iran memenangkan pertunjukan nasional selama berbulan-bulan setelah kematian Mahsa Amini (22).

Kurdida meninggal setelah ditangkap polisi pada September 2022 karena diduga melanggar pakaian wanita.

Ratusan orang, termasuk banyak personel keamanan, tewas dalam kerusuhan tersebut dan ribuan pengunjuk rasa ditangkap.

Baca juga: Apa dampak kembalinya Trump ke Gedung Putih terhadap hubungan Iran-Tiongkok? Dengarkan Injil dan pilihan pesan kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran perpesanan favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *