TEL AVIV, sp-globalindo.co.id – Israel pada Senin (12 Februari 2024) melancarkan serangkaian serangan udara di wilayah Nabateye, Lebanon selatan, hanya satu jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjanjikan tanggapan keras terhadap Hizbullah.
Serangan itu melibatkan dua roket Hizbullah yang ditembakkan ke menara pengawas Israel di kawasan Peternakan Sheba yang disengketakan.
Roket tersebut mendarat di area terbuka tanpa menimbulkan korban jiwa, namun militer Israel mengklaim telah membunuh Hizbullah, beberapa peluncur roket, dan menyerang infrastruktur di seluruh Lebanon.
Baca juga: Hizbullah Tak Berencana Kirim Pasukan ke Suriah. Inilah alasannya:
The Guardian melaporkan bahwa Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan kematian, termasuk di kota Harris dan Talusa.
Serangan tersebut merupakan yang paling merusak sejak gencatan senjata diberlakukan lima hari lalu.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang mulai berlaku pekan lalu mengharuskan kedua belah pihak menarik pasukannya dari wilayah perbatasan.
Namun Hizbullah telah menuduh Israel melanggar perjanjian tersebut sebanyak 52 kali sejak perjanjian tersebut berlaku, termasuk dengan menerbangkan pesawat pengintai ke wilayah udara Lebanon.
Hizbullah mengatakan dalam pernyataan resmi bahwa serangan itu merupakan respons defensif terhadap pelanggaran berulang yang dilakukan Israel.
Di sisi lain, otoritas Israel menegaskan akan mengambil tindakan sepihak jika pelanggaran terus berlanjut.
Letnan Jenderal Herzej Halevi mengatakan Israel siap menyerang dengan kekuatan besar kapan saja.
Baca juga: Israel Serang Hizbullah di Lebanon, Keduanya Saling Tuduh Pelanggaran Gencatan Senjata.
Ketika ketegangan meningkat, ribuan warga Lebanon terpaksa mengungsi lagi.
“Kami baru saja pulang setelah pertempuran dan sekarang kami harus berangkat lagi,” kata Ali, dari Beirut dan Tyre.
Sejak perang saudara dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 4.000 orang telah terbunuh dan lebih dari 1 juta orang terpaksa mengungsi di Lebanon.
Baca juga: Israel Serang Hizbullah di Perbatasan Suriah-Lebanon di Tengah Gencatan Senjata.
Di Israel utara, lebih dari 60.000 orang masih berada di kamp pengungsi akibat serangan roket Hizbullah. Dengarkan berita terkini dan berita yang dipilih dengan cermat langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.