Jakarta, sp-globalindo.co.id – Menteri Perlindungan Pekerja Migrty Indonesia (PPMI), Abdul Kadir Karding, mengungkapkan bahwa Indonesia dan Arab Saudi akan segera menyetujui memorandum pengaturan (MOU) yang terkait dengan pemecatan moratorium pada pasokan karyawan yang bermigrasi ke negara tersebut.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh Karding setelah bertemu dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto di Istana Presiden di Jakarta pada hari Jumat (14.04.2025).
Carding mengatakan bahwa setelah perjanjian ini, karyawan migrasi Indonesia akan memiliki kesempatan untuk bekerja di Arab Saudi lagi.
Sejak 2015, pengiriman karyawan yang bermigrasi ke Arab Saudi ditahan karena moratorium yang digunakan oleh Indonesia.
Baca juga: Dikatakan bahwa Prabowo setuju dari moratorium untuk mengirim karyawan yang bermigrasi ke Arab Saudi
“Kami, kementerian mana, kami melakukan pembicaraan dan negosiasi dengan Kementerian Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Sosial, dalam hal ini Kementerian Pembunuhan Saudi terhadap Arab Saudi untuk membahasnya lagi ke pembukaan (moratorium),” kata Karding.
“Inilah yang kami laporkan kepada Presiden, dan dalam waktu dekat MOU akan ditandatangani di Dżudda,” lanjutnya.
Selain itu, Carding menyatakan bahwa Arab Saudi berjanji untuk menerima 600.000 karyawan dari Indonesia setelah menandatangani laporan pengaturan.
Baca juga: Yenny Wahid berharap bahwa mantan kepala polisi Ngada akan dihukum dua kali lebih berat
Dari jumlah tersebut, sekitar 400.000 dari mereka akan ditempatkan sebagai pegawai rumah atau di lingkungan rumah tangga, dan sekitar 200.000 akan beroperasi di sektor formal.
“Memang, Arab Saudi menjanjikan sekitar 600.000 pesanan kerja, 600.000 orang untuk dikirim,” tambah Kardinal.
Karding juga menjelaskan tujuan kedatangannya untuk melaporkan Kementerian PPMI dalam membuka kembali kerja sama bilateral dalam ruang lingkup menempatkan angkatan kerja di Arab Saudi.
Baca juga: prarial KPK selesai, pengacara Hasto: kami menjaga kasus kriminal
Dia mengungkapkan bahwa sejak 2015 perjanjian kerja sama adalah Dimoratowa, yang menyebabkan kekhawatiran, karena setiap tahun ada sekitar 25.000 karyawan yang secara ilegal pergi ke Arab Saudi.
MoU diharapkan akan segera dibatalkan. Rencana tersebut, keberangkatan awal berdasarkan MOU akan berlangsung pada Juni 2025.
“Jadi, jika nanti pawai ini menandatangani laporan pengaturan, mereka berdua setuju untuk setuju paling lambat pada bulan Juni, kami mulai mengirim keberangkatan pertama,” katanya. Periksa berita utama dan pesan yang dipilih oleh pilihan kami secara langsung di ponsel Anda. Pilih Akses Saluran Utama Anda ke sp-globalindo.co.id Saluran Whatsapp: https://www.whatsapp.com/channel/0029vafpbedbppzrk13ho3d. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.