SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Lifestyle

Johanis Tanak Nilai KPK Tak Butuh Ketua, tetapi Koordinator

Jakarta, sp-globalindo.co.id – Johanis Tanak, Calon Manajemen (CAPIM) dari Komisi Penghapusan Korupsi (KPK), idealnya, anti -institusi tidak memiliki presiden.

Dia dikirim ketika dia berpartisipasi dalam Komite Parlemen Kamar III pada hari Selasa, 19 November 2019 dan dihadiri oleh Komite Parlemen DPR III di Komite Parlemen Kamar III (19 November 20124).

“Perbedaan antara menjadi pemimpin KPK dan kepala kantor jaksa penuntut adalah bahwa hanya ada satu keputusan -pembuatnya di kepala kantor Parker tunggal.

BACA JUGA: Tanggapan KPK terhadap Johanis Tanak untuk menghilangkan OTT

Tanak, yang saat ini juga seorang Komisaris KPK, percaya bahwa berbagai keputusan KPK tidak mengharuskan seseorang untuk menjadi presiden.

Dia pikir itu aneh bahwa proses kolektif dibahas, tetapi ada juga orang -orang yang menjabat sebagai presiden.

“Menurut pendapat saya, dalam sistem konstitusional, namanya adalah presiden, dan dia adalah pembuat keputusan Mr. M.,” katanya.

“Pembuat keputusan sama dengan dia, dalam afirmatif, bagaimana bercampur antara keputusan universitas kolektif sambil memiliki presiden,” kata Tanak.

Akibatnya, ia menyarankan bahwa KPK harus dipimpin oleh koordinator yang pengangkatannya berubah dengan lima pemimpin setiap tahun.

“Idealnya, tidak ada presiden yang hanya memiliki lima (manajer) koordinator dan koordinator untuk menggantikannya setiap tahun.

Baca juga: Dugaan pelanggaran moral, KPK Capim Johanis Tanak: Tidak ada konsekuensi hukum untuk moralitas

Tanak percaya bahwa posisi presiden KPK akhirnya membuat mereka yang menempati jabatan merasa satu -satunya pihak yang membuat keputusan.

Situasi ini akan meningkatkan prinsip KPK, yang selalu memprioritaskan kolektif atau solidaritas dalam pengembangan kebijakan.

Menurutnya, jabatan wakil presiden tidak diperlukan, tetapi cukup untuk ada sebagai kepala KPK.

“Karena presiden, dia menganggap bahwa saya adalah presiden, saya menentukan kebijakan agensi tersebut. adalah perbedaan dalam hierarki, sehingga ketidaksetaraan ada, ”kata Tanak.   

Lihat Breaking News dan berita pilihan kami secara langsung di ponsel Anda. Pilih saluran utama Anda untuk mengunjungi saluran whatsapp: https://www.whatsapp.com/channel/0029vafpbedbbbpzjzrk13ho3dd. Pastikan aplikasi WhatsApp diinstal.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *