Jakarta, compas.com- Desa desa (Kades) Di selatan Kabupaten Bolaang Mongondow disebut pemecatan warganya karena beberapa pemilihan dalam pemilihan Bolaang Mongondow Selatan 202.4
Ini mengungkapkan perwakilan kandidat Bupati dan Wakil Bupati Bolaang Mongodow Selatan, Arsalan Makalang dan Hartin dengan kejahatan, dalam pernikahan, dalam perselisihan di Pengadilan Konstitusi (MK)).
“Rupanya karena dia tidak mendukung kandidat untuk kandidat terkemuka regional, bos desa dilemparkan oleh desa karena dia tidak lagi menyukai warga,” pada sidang pengadilan konstitusional, Jakarta, itu -tuesday (14/01/2017).
“Izin mulia, transfer adalah surat resmi dari kepala pedesaan, kami juga bingung,” kata Fanovno.
Baca I: Kadisdik-thek-Jerk disebut distribusi uang dan buku di selatan Bolaang Mongondow Pilkadi
Laporan sidang, Hakim Hakim Komisi Utama juga meminta Arsalan Makalang dan Hartini dengan bidang yang buruk untuk mentransfer bukti apakah mereka dianggap sebagai bentuk penipuan desa.
“Apakah kamu atau tidak?” Tanya bohong.
“Di sana, Yang Mulia,” jawab Fanov.
Fanly mengatakan, penduduk yang dikeluarkan dalam bos desa masih dicatat di desa berdasarkan data dari populasi dan Daftar Sipil (Dukcapil).
“Dukcapil ternyata dihuni (di sana), di kepala pedesaan dia dinyatakan dipindahkan ke desa lain, Yang Mulia,” kata Fastony.
Baca Juga: Guru Alquran di Bolaang Mongondow Selatan diduga dibuang karena pemilihan bupati yang berbeda
Tidak hanya itu, ia juga menggambarkan guru Alquran yang dibebaskan dari pekerjaannya setelah memilih kandidat regional yang tidak ke arah Kamat atau kepala pedesaan.
Fanol menyatakan pemecatan tiba -tiba atas alasan yang tidak jelas dibuktikan oleh peraturan pemecatan (SK).
“Karena mendukung salah satu rekan kandidat regional yang tidak sejalan dengan arahan mereka, guru Korana telah dikeluarkan tanpa alasan yang jelas,” kata Phanol.
Fanolik mengatakan bahwa intimidasi oleh kepala pedesaan hampir terjadi di semua distrik.
Dia mengatakan sebagian besar penduduk takut melaporkan penipuan yang telah terjadi dalam proses pemilihan regional.
“Ini terjadi di hampir semua distrik, tetapi orang -orang takut melaporkan, hanya beberapa orang yang melaporkan,” katanya.