JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Baru-baru ini, Wakil Presiden Bidang Penelitian dan Pengembangan Periklindo, Prabowo Kartolexono, mengatakan mobil hybrid lebih berisiko terbakar dibandingkan mobil listrik atau kendaraan listrik (EV).
Berdasarkan data yang disampaikan Prabowo, kemungkinan terjadinya kebakaran pada mobil listrik hanya 25 per 100.000 kendaraan atau 0,025 persen.
Sedangkan mobil konvensional dengan bahan bakar injeksi (ICE) memiliki risiko kebakaran yang jauh lebih tinggi, yaitu 1.529 unit atau 1.529 persen.
Sebaliknya, kendaraan hybrid (HEV/PHEV) memiliki risiko kebakaran paling tinggi. Dari 100.000 kendaraan hybrid, kemungkinan kebakaran mencapai 3.474 atau 3.747 persen.
Baca Juga: Mitsubishi Bahas Tujuan & Promosi GJAW 2024
Akibatnya, risiko kebakaran pada mobil berbahan bakar konvensional 61 kali lebih tinggi dibandingkan mobil listrik. Sementara itu, mobil hybrid 139 kali lebih mungkin terbakar dibandingkan mobil listrik bertenaga baterai.
Prabowo menjelaskan, data tersebut diambil dari kajian dan analisis risiko kendaraan listrik yang dilakukan di luar negeri, salah satunya diambil dari website InsideEVs.
“Jadi ini bukan data yang saya tulis, ini data, fakta, saya tidak mengatakan kendaraan BEV itu sangat aman bukan. Namun dibandingkan dengan mesin pembakaran dalam dan hibrida, mesin tersebut masih terbukti jauh lebih aman,” kata Prabowo pada diskusi baru-baru ini bertajuk “Revolusi Keselamatan Kendaraan Listrik di Indonesia: Solusi Cracking dengan Inovasi” yang diselenggarakan oleh PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST).
PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), salah satu produsen penggerak roda dengan produk hybrid pun turut merespons situasi tersebut. Menurut Direktur Operasional HMID Franciscus Soergiopranoto, setiap kendaraan yang dijual harus lolos uji memenuhi standar keselamatan dan keamanan.
“Dari segi keselamatan, tidak mungkin menjual kendaraan berbahan bakar internal (bensin), hybrid, dan listrik jika ada risiko kebakaran seperti itu. Perancis mengatakan: “Tentu saja, setiap produsen memiliki perlindungan dan keamanan.”
Baca juga: Cara meredam getaran pada setang motor matic
Jadi kalau ada korsleting langsung putus semuanya. Mau EV atau hybrid, di mobil tidak ada listrik, keselamatannya sama, lanjutnya.
France melanjutkan dengan mengatakan apa sebenarnya masalahnya jika sistem kelistrikan mobil diganti. Hal ini merupakan potensi besar bagi kendaraan untuk terbakar, baik itu berbahan bakar bensin, listrik, atau hibrida.
“Misalnya tiup klakson lebih keras atau berikan storbo. Hal ini akan mengekspos kawat atau kabel sehingga dapat terjadi korsleting. “Seandainya semua produsen mau memberikan kontrol kualitas,” kata France. Kami akan terus memberi Anda informasi terkini dan berita pilihan kami. Dengarkan di ponsel Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasinya.