LA PAZ, sp-globalindo.co.id – Mantan Presiden Bolivia Evo Morales angkat bicara usai dia ditembak.
Berbicara kepada Reuters, Senin (28/10/2024), ia menuduh pemerintah Bolivia, yang kini dipimpin oleh mantan sekutunya, Presiden Luis Arce, berada di balik serangan penembakan terhadap iring-iringan mobilnya.
Evo Morales mengutuk apa yang disebutnya sebagai “rencana jahat untuk menghancurkannya”.
Baca juga: Bolivia menuduh Evo Morales merekayasa penembakan itu
Morales mengklaim pada Minggu (27/10/2024) bahwa mobilnya ditembaki oleh aparat keamanan, terekam dalam video dramatis yang dibagikannya.
Insiden itu terjadi ketika ketegangan politik antara dua faksi Partai Sosialis yang berkuasa di Bolivia meningkat.
Pemerintah Bolivia pada hari Senin membantah tuduhan bahwa Morales memimpin serangan tersebut.
Pemerintah bahkan menyebutnya “konyol” dan mengklaim konvoi mantan presiden Evo Morales menembaki petugas polisi khusus antinarkoba yang sedang berpatroli.
Dalam wawancara pertamanya dengan media internasional pasca penyerangan, Evo Morales membantah timnya membawa senjata.
Dia menyebut serangan itu sebagai “penyergapan” dan mengatakan bahwa versi pemerintah adalah “montase kebohongan”.
“Mereka tembak rodanya, bannya, mobilnya tidak bisa maju,” ujarnya.
Baca Juga: Mantan Presiden Bolivia Evo Morales Ditembak, Mobilnya Ada 14 Lubang Peluru
Evo Morales menambahkan bahwa dia dan orang lain di dalam mobil sedang duduk di kursi masing-masing, yang mungkin menyelamatkan nyawa mereka.
“Saya mendengar tiga tembakan secara terburu-buru…setidaknya (total) tujuh, delapan, sembilan tembakan,” katanya.
Ia menambahkan, sejak itu mereka telah menemukan 20 peluru.
Klaim kontroversial tersebut menandai babak baru yang berbahaya dalam ketegangan di dalam partai yang berkuasa, yang telah terkoyak oleh keretakan antara Morales dan mantan anak didiknya, Ares.
Ares sebelumnya menjabat menteri perekonomian selama hampir 14 tahun di bawah pemerintahan Morales yang berakhir pada 2019.