JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Kementerian Agama RI telah menyiapkan rencana sistem murru dan tanazul yang akan dilaksanakan pada ibadah haji tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi.
Kedua rencana ini merupakan langkah maju dalam pelaksanaan ibadah haji untuk mengatasi krisis di Muzdalifah dan Mina.
Rencana Murur telah dilaksanakan untuk ibadah haji 2024 dan menyebutkan proses pengangkutan jamaah dari Muzdalifah ke Mina dipercepat.
Oleh karena itu rencananya sistem Murur akan kembali digunakan pada ibadah haji tahun depan.
“Rencana haji 1446 H/2025 M akan kami perkuat,” kata Direktur Kegiatan Haji di Luar Negeri Subhan Cholid dalam keterangannya, Sabtu (12/10/2024).
Baca juga: Kementerian Agama Mulai Siapkan Peraturan Ibadah Haji 2025
Murur sendiri artinya perjalanan jamaah dari Arafah melalui Muzdalifah dan selanjutnya menuju Mina pada puncak haji.
Orang-orang meninggalkan Arafah ketika matahari terbenam di Muzdalifah, tanpa berangkat mereka langsung menuju Mina.
Mereka tidur di rukun haji, tetapi mereka tidur di mobil.
Pada ibadah haji tahun ini, lebih dari 50 jamaah asal Indonesia mengikuti program Murru ini dan berhasil meredam kerumunan di Muzdalifah.
Baca juga: AMPHURI Hadirkan Kementerian Haji dan Umrah kepada Prabowo
Selain Murur, program safari wukuf bagi orang dewasa mandiri juga akan digalakkan. Amalan ini diterapkan pada dua musim haji sebelumnya.
Ratusan lansia dan penyandang disabilitas telah difasilitasi dalam safari wukuf tersebut. Hal ini memudahkan mereka, tidak hanya dalam hal transportasi, penggunaan tempat.
“Kebijakan ini dapat diterima oleh orang lanjut usia dan penyandang disabilitas. Mereka tidak lelah di puncak ibadah haji dan mendapat pelayanan terbaik dari petugas. “Saat ini sedang dilaksanakan ibadah, termasuk pertunjukan badala,” kata Subhan.
Baca juga: Hitung Mundur Haji, Antara Mimpi dan Kenyataan yang Menyakitkan
Pada ibadah haji 2025, Kemenag bersiap melaksanakan proses tanazul yang kurang lebih membahagiakan.
Bedanya, tanazul merupakan syarat tinggal di Mina dan bukan di Muzdalifah.
Jamaah yang tinggal di dekat lingkungan Jamarat atau Jumrah akan menginap di hotelnya.
Artinya mereka akan bermalam di lingkungan dekat Jamarat sampai cukup waktu untuk meninggal, setelah itu mereka kembali ke hotel dan istirahat. Prosedur ini akan diterapkan bagi pemudik yang hotelnya dekat Jamarat, jelas Subhan.
“Dalam rencana Tanazul kali ini kami juga akan mempelajari cara menyiapkan makanan bagi pemudik yang akan kembali ke hotel saat Mabit di Mina,” kata Subhan.
Subhan berharap pembangunan ini menjadi solusi atas padatnya tenda di Mina dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang memikirkan kualitas segala sesuatunya terkait ibadah haji. Dengarkan berita terkini dengan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih berita favorit Anda untuk bergabung di saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.