SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Kemenkes Imbau Waspada Flu Burung, Surveilans Harus Ditingkatkan

sp-globalindo.co.id – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang Kesiapsiagaan ke-8 Menghadapi Flu Burung dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut”, mengacu pada hasil kasus flu burung pada manusia di Amerika Serikat.

Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara menjelaskan, analisis pertama GISAID pada tahun 2025 menunjukkan kasus flu burung virus H5N1 clade 2.3.4.4b telah tercatat di Amerika Serikat.

“Khusus mengenai flu burung yang merupakan bagian dari judul surat edaran Kementerian Kesehatan kali ini, dapat dikatakan bahwa analisis pertama GISAID pada tahun 2025 adalah mengenai kasus virus flu burung H5N1 clade 2.3.4.4b di Amerika Serikat. ” , katanya, seperti dikutip Antara, Senin (12/1/2025).

Baca juga: AS Laporkan Kasus Kematian Flu Burung Pertama pada Manusia

GISAID, menurut Tjandra, merupakan organisasi yang mengumpulkan data genom dari seluruh dunia dan diketahui masyarakat pada masa pandemi COVID-19.

Laporan yang diterimanya mengungkapkan, tercatat 66 kasus flu burung pada manusia di Amerika Serikat, dengan satu kasus mengakibatkan kematian.

Korban meninggal merupakan seorang pria berusia 65 tahun dengan riwayat penyakit penyerta.

Tjandra mengatakan Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) telah melaporkan perubahan genom pada wabah flu burung di negara bagian Louisiana.

Perubahan tersebut berpotensi menyebabkan virus H5N1 menginfeksi saluran pernapasan bagian atas manusia sehingga dapat meningkatkan risiko penularan.

Menurut dia, ditemukan adanya perubahan yang dapat menyebabkan virus H5N1 menginfeksi saluran pernapasan bagian atas manusia sehingga juga dapat meningkatkan penularan.

Ia menekankan pentingnya menjaga mutasi pada genom virus H5N1, serta mencegah penularan antara manusia, burung, dan hewan.

“Di Amerika Serikat, jutaan burung dan hewan terinfeksi H5N1, yang dikenal sebagai virus avian influenza yang sangat patogen, dengan lebih dari 3 ribu analisis genom,” tambahnya.

Baca juga: HMPV tidak berpotensi pandemi, risiko mematikannya lebih kecil dibandingkan Covid-19

Tjandra juga mengingatkan agar semua pihak mengikuti SE Kementerian Kesehatan, khususnya sektor peternakan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan flu burung dari hewan ke manusia.

Ia menyerukan perlunya analisis dan pemantauan kemungkinan H5N1 pada hewan di Indonesia.

Selain itu, Tjandra menilai saat ini adalah momen yang tepat untuk memperkuat penerapan konsep “One Health” di Indonesia, yaitu gerakan bersama untuk memahami dan menangani interaksi antara kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan lingkungan.

“Kita berharap dengan Keputusan Menteri Kesehatan tanggal 8 Januari 2025 ini dapat memberikan manfaat yang besar dalam penanganan ISPA di negara kita, termasuk dalam pencegahan flu burung,” harapnya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *