sp-globalindo.co.id – Untuk meningkatkan kualitas pembangunan jalan, Direktorat Jenderal Jalan Raya (Ditjen) akan menerbitkan spesifikasi umum tahun 2024 dan menggalakkan teknologi pemadatan cerdas.
Hal ini baik bagi internal Direktorat Jenderal Bina Marga, satuan kerja (Satker) dan petugas subroofing (PPK) serta kontraktor, konsultan dan pelatihan bagi operator peralatan smart compaction.
Sekretaris Ditjen Bina Marga Budiamin mengatakan, teknologi pemadatan cerdas ini dapat digunakan dalam seluruh pekerjaan pengelolaan jalan sesuai dengan konsep spesifikasi umum Ditjen Bina Marga tahun 2024.
Teknologi ini awalnya hanya terbatas pada jalan raya. Namun kedepannya bisa digunakan untuk jalan non-bom yang memiliki lebih dari empat lajur.
Pemadatan cerdas ini dapat digunakan baik untuk konstruksi maupun konservasi, asalkan memenuhi persyaratan yang disyaratkan dalam Syarat-Syarat Kontrak Khusus (SSKK).
“Sehingga teknologi pemadatan cerdas ini dapat diterapkan pada pekerjaan persiapan jalan, tanggul, perkerasan granular, agregat kelas A dan agregat kelas B, serta perkerasan aspal,” kata Budiamin dalam situs Direktorat Jenderal Bina Marga, Sabtu. (11.02.2024).
Baca juga: Mengenal Mobox, Teknologi Modular yang Digunakan untuk Membangun HPK dan Masjid di IKN
Dijelaskannya, tonggak kebijakan (timescales) penerapan teknologi kompresi cerdas dibagi menjadi tiga, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Dalam jangka pendek, Direktorat Jenderal Bina Marga akan mengeluarkan kebijakan yang memungkinkan penerapan teknologi tersebut, yakni Spesifikasi Umum 2024 menggantikan Spesifikasi Umum 2 revisi tahun 2018.
Kemudian, dalam jangka menengah, Ditjen Bina Marga akan melakukan sosialisasi spesifikasi umum terkini tahun 2024 kepada pihak internal di lingkungan Ditjen Bina Marga, Satker dan PPK, penyedia jasa baik kontraktor maupun konsultan, serta pelatihan peralatan smart compaction. akan dilaksanakan. dilakukan. operator.
“Dalam jangka panjang, tujuannya adalah untuk meningkatkan penggunaan teknologi pemadatan cerdas ini dalam paket pembangunan jalan dan paket pemeliharaan jalan,” jelasnya.
Terkait ketersediaan alatnya, Budiamin mengakui alat kompresi cerdas ini masih terbatas karena merupakan inovasi teknologi baru.
Namun, ia berharap alat dan ruang lingkup penggunaan alat kompresi cerdas ini seiring berjalannya waktu dan bertahap dapat ditingkatkan.
“Sebenarnya penggunaan teknologi kompresi cerdas bisa digunakan pada alat berat baru yang dilengkapi sensor digital, atau pada alat lama yang tinggal ditambah sensor digital saja bisa dimodifikasi. Jadi ke depan saya kira tidak akan sulit. untuk mereproduksi peralatan ini, “katanya. .
Terkait peralatan pemadatan cerdas, Budiamin mengatakan, pemadat ini akan ditambahkan beberapa peralatan khusus, seperti Display Computer, Sensor Inframerah, CCV (Siffness Sensor), Interface Box, CCV Controller, GPS dan Radio.
Saat ini penerapan teknologi pemadatan cerdas telah digunakan pada beberapa paket pekerjaan, seperti pada pembangunan Tol Depok-Antasari, Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan Seksi 4B, Seksi 3A, 3B dan 5A di Poros IKN Timur dan Barat. .
Menurutnya, tantangan penggunaan teknologi smart rammer ini adalah GPS harus selalu dicek pada saat penerapan, penggunaan material harus akurat sesuai spesifikasi, substrat mempunyai pengaruh yang besar, sehingga segmentasi substrat harus tepat. Tepatnya, biaya awalnya cukup mahal, namun hasilnya cukup efektif dan tahan lama.
“Jadi karena ini teknologi baru, tentu ada masalah sumber daya manusianya sehingga perlu adanya pelatihan, khususnya bagi operator pemadatan yang cerdas,” tutupnya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.