Tel Aviv, sp-globalindo.co.id – Panglima tentara Israel, Letjen Herzi Halevi. Pada Selasa (21/1/2025) ia mengundurkan diri karena ketidakmampuannya mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Dalam surat pengunduran dirinya yang dirilis Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Halavi mengatakan pengunduran dirinya bertanggung jawab atas kegagalan tentara saat itu.
Ia mengatakan tentara telah mencapai kesuksesan besar, namun ia juga mengakui bahwa tidak semua tujuan penting Israel tercapai.
Baca juga: Siapakah 3 Tahanan Israel dan 90 Warga Palestina yang Dibebaskan?
Menurut berita AFP, dia berkata, “Tidak semua tujuan perang tercapai. Pasukan akan terus berjuang untuk menghancurkan Hamas dan pemerintahnya, untuk memastikan kembalinya para sandera.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian mengucapkan terima kasih kepada Halevi atas pengabdiannya selama bertahun-tahun.
Netanyahu mengatakan Halevi mendapat manfaat yang signifikan.
Sementara itu, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid memuji pengunduran diri Halevi dan meminta Netanyahu untuk mengikutinya.
“Sekarang adalah waktunya bagi mereka untuk mengambil tanggung jawab dan mengundurkan diri – perdana menteri dan seluruh kabinetnya berada dalam masalah,” kata Lapid.
Selain Halavi, Mayor Jenderal Yaron Finkelman, panglima tentara Israel selatan di Jalur Gaza, juga telah mengundurkan diri dari jabatannya.
Pengunduran diri Halavi dan Finkelman terjadi beberapa hari setelah gencatan senjata dimulai di Gaza, mengakhiri konflik 15 bulan antara Israel dan Hamas.
Menteri Pertahanan Israel Katz akan membahas kemungkinan alternatif dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga: Hari Kedua Pengepungan Gaza, Pencarian Korban Dimulai Hari Ketiga Pengepungan, 2.400 Truk Bantuan Masuk Gaza
Haliwi diminta meninggalkan jabatannya pada 6 Maret 2025. “Sampai saat itu tiba, saya akan menyelesaikan penyelidikan atas insiden 7 Oktober dan memperkuat persiapan (militer).”
Pada tanggal 7 Oktober 2023, ribuan pejuang Hamas dari Gaza menyerang wilayah selatan Israel.
Serangan mereka menewaskan 1.210 orang, sebagian besar warga sipil, menurut angka AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Mereka juga mengirim 251 tahanan ke Gaza, termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua.
Saat penyerangan terjadi, Gaza dijaga ketat dan dikelilingi pagar berteknologi tinggi, lengkap dengan senapan mesin dan rudal jarak jauh.
Namun, Hamas mampu menyerang dan menyerang pangkalan militer besar, serta tempat dan festival musik di Israel selatan.
Butuh waktu tiga hari untuk sepenuhnya mengusir Hamas dari Israel.
Baca juga: Setahun Perang Gaza, Simak Alasan Hamas Menyerang Israel pada 7 Oktober. Dengarkan berita terbaru dan cerita pilihan kami di ponsel Anda. Pilih berita favorit Anda untuk menerima saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.