Jakarta, Compass.com – Kamis (1/5/2025) adalah salah satu komitmen Hari Buruh Internasional atau Hari Mei, Prabovo Subanto.
Outsourcing pertama di Indonesia diresmikan di era Presiden Megawati Sokarnapathri, No. 13 pada tahun 2003.
Dilaporkan oleh Compass.com (7/10/2020), keberadaan transfer perusahaan di Megawatti, Indonesia dikendalikan secara hukum oleh hukum tenaga kerja.
Baca Juga: Komitmen untuk Menghapus Pos Nubuat Ketika 18.610 orang dipecat pada tahun 2025
Keberadaan hukum tenaga kerja, transfer kekuasaan dalam bentuk badan hukum, terikat untuk memenuhi hak -hak pekerja. Juga diselaraskan bahwa hanya pekerjaan tambahan yang dapat dikonversi.
Namun demikian, banyak yang memprotes pada saat mengeluarkan aturan pemerintah, yang melegalkan praktik outsourcing, karena negara dan kepastian kesejahteraan kekuasaan tidak diyakini diklarifikasi.
Outsourcing tidak menguntungkan pekerja dan jam kerja tidak pasti karena mereka bergantung pada kontrak.
Batas pekerjaan outsourcing tercantum dalam Pasal 66 dari Human Power Act.
Baca Juga: Outsourcing, Prabova ingin menghapus pekerjaan: Kami fadi dengan rumah
Dalam artikel ini, pekerja outsourcing terbatas pada pekerjaan luar kegiatan utama atau tidak terkait dengan proses produksi tanpa kegiatan dukungan.
“Pemasok Perusahaan/Layanan Tenaga Kerja digunakan untuk melakukan kegiatan utama atau kegiatan pekerja perusahaan/pekerja yang secara langsung terkait dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan layanan atau kegiatan yang tidak secara langsung terkait dengan proses produksi,” Bagian 66 dari nomor hukum 13 dari nomor hukum 13.
Ketika dia menjadi kandidat presiden dalam pemilihan presiden 2009 (kandidat presiden), Compas.com melaporkan dari Megawa dan berjanji untuk menghapus outsourcing.
Janji itu terdaftar pada hari Sabtu (6/6/2009) di bidang Karwang Jawa Barat dalam kesepakatan politik antara Megawatty dan Union.
Baca juga: Warisan Megawati Prabovi diinginkan untuk dihapus
Perjanjian politik menjadi bagian dari ingatan ke -108 Presiden Sukarno atau Bang Corno.
“Dalam perjanjian politik, Partai Perjuangan Demokrat Indonesia (PDIP) mencoba untuk menghapus ‘outsourcing’ pada tahun 2003,” kata Harla Bang Corno, “kata Harla Bang Corno, ketua komite lokal, mengatakan.
Selain itu, Megawati akan mencoba menciptakan liburan nasional dengan Partai Perjuangan Demokrat Indonesia (PDI-P).
Baca Juga: Pertimbangkan Keputusan MK tentang Outsourcing Yang Ingin Menghapus Prabavo Ka Delete
Tetapi pada akhirnya, janji atau perjanjian politik tidak dapat direalisasikan, karena Megawati, yang bergabung dengan pemilihan presiden 2009 dengan Sabiants.