SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Kunjungi Parlemen Australia, Raja Charles III Diteriaki “Anda Bukan Raja Saya”

CANBERRA, sp-globalindo.co.id – Kunjungan Charles III ke Parlemen Australia diwarnai dengan protes pada Senin (21 Oktober 2024) yang dilakukan seorang senator bernama Lydia Thorpe.

Senator lokal melontarkan slogan-slogan anti-kolonial terhadap raja Inggris, yang pada akhirnya mengejutkan anggota parlemen dan pejabat Australia lainnya.

“Kembalikan tanah kami! Kembalikan apa yang kami curi!” Senator Australia Lydia Thorpe berteriak sekitar satu menit setelah pidato Raja berusia 75 tahun itu.

Baca juga: Raja Charles Kunjungi Australia, Kunjungan Pertama Tahun 1966

“Ini bukan negara Anda, Anda bukan raja saya,” tambah pihak independen, AFP melaporkan.

Lydia Thorpe mengutuk “genosida” warga Aborigin Australia yang dilakukan pemukim Eropa.

Australia adalah koloni Inggris selama lebih dari 100 tahun.

Selama periode ini, ribuan warga Aborigin Australia diyakini telah terbunuh dan seluruh komunitasnya mengungsi.

Negara ini memperoleh kemerdekaan de facto pada tahun 1901, namun tidak pernah menjadi republik yang sepenuhnya merdeka.

Raja Charles III adalah kepala negara Australia saat ini.

Baca Juga: Charles III Akhirnya Angkat Bicara Soal Kerusuhan Sayap Kanan Inggris

Charles memulai tur sembilan hari di Australia dan Samoa, perjalanan besar pertamanya ke luar negeri sejak menerima diagnosis kanker yang mengubah hidupnya awal tahun ini.

Thorpe sendiri dikenal karena tindakan politiknya yang terkenal dan penolakannya yang kuat terhadap monarki.

Ketika menjabat pada tahun 2022, Thorpe mengangkat tangan kanannya dan berjanji untuk melayani Ratu Elizabeth II, kepala negara Australia pada saat itu.

“Saya, Penguasa Lydia Thorpe, dengan sungguh-sungguh dan sungguh-sungguh bersumpah setia kepada Yang Mulia Ratu Elizabeth II,” ujarnya, sebelum menegur para pejabat Senat.

“Senator Thorpe, Senator Thorpe, Anda diminta untuk mengambil sumpah sebagaimana tertulis dalam manual,” kata Ketua Sue Lines.

Pada tahun 1999, di tengah perdebatan mengenai apakah penerus Ratu harus dipilih oleh anggota parlemen dan bukan oleh rakyat, warga Australia menolak memecatnya dari jabatannya.

Pada tahun 2023, warga Australia menolak langkah-langkah untuk mengakui Penduduk Asli Australia dalam konstitusi dan membentuk Dewan Permusyawaratan Adat.

Dengarkan berita terkini dan berita yang dipilih dengan cermat langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda dan kunjungi saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *