SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Memahami Efek Jangka Panjang Pengobatan Kanker

sp-globalindo.co.id – Kanker merupakan salah satu penyakit yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Efeknya sering kali tetap ada bahkan setelah pengobatan berakhir. Kondisi ini disebut juga dengan efek pengobatan jangka panjang atau efek terlambat.

Efek samping pengobatan kanker dapat terjadi berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah pengobatan selesai. Konsekuensi ini dapat disebabkan oleh pembedahan, kemoterapi, radiasi, atau transplantasi.

Kebanyakan penyintas kanker yang mengalami efek terlambat adalah mereka yang terdiagnosis kanker pada masa kanak-kanak. Sebab, tulang, jaringan, dan organ tubuh anak masih dalam masa pertumbuhan. Perawatan kanker dapat mempengaruhi proses pertumbuhan penting ini.

Menurut ahli hemato-onkologi anak Ganda Ilmana, efek pengobatan jangka panjang mungkin disebabkan oleh faktor penyakit, terutama jenis kanker, termasuk lokasi dan penyebarannya.

“Kemudian ada faktor pengobatan, apakah jenis pengobatannya banyak dan berjangka panjang, dan juga faktor pasien seperti kesehatan umum, usia saat terdiagnosis kanker, genetika, riwayat keluarga, dan lain-lain,” jelas Dr. Dobel.

Baca juga: Pengobatan Kanker Hati Tanpa Kemoterapi

Data menunjukkan bahwa sekitar 60 hingga 90 persen penyintas melaporkan setidaknya satu masalah kesehatan kronis dan 20 hingga 80 persen mengalami komplikasi serius yang mengancam jiwa di masa dewasa.

Dampak jangka panjang dari pengobatan kanker dapat berupa masalah fisik dan non fisik. Misalnya saja gangguan fungsi organ dan tubuh, gangguan tumbuh kembang, gangguan berpikir, belajar, dan ingatan, serta gangguan sosial dan psikososial. Namun yang paling dikhawatirkan adalah berkembangnya kanker sekunder.

Tidak semua penyintas mengalami efek jangka panjang, karena ada juga yang tidak mengalami efek samping.

Obat kemoterapi yang berbeda juga dapat menyebabkan efek tertunda yang berbeda pula. Efek pasca radiasi dan pembedahan biasanya hanya terjadi pada bagian tubuh yang terpapar.

“Pemeriksaan lanjutan secara rutin sangat penting untuk mendeteksi efek lanjut atau kambuhnya kanker. Penyintas harus menjalani pemeriksaan kesehatan minimal setahun sekali,” kata dr Ganda.

Baca juga: Angka Kesembuhan Kanker Anak di Indonesia Rendah, Ini Saran Ahlinya

Kamp untuk para penyintas kanker

Untuk meningkatkan pemahaman para penyintas kanker dan orang tua mengenai dampak pengobatan kanker, Cancer Buster Community (CBC) menyelenggarakan Survivor Cancer Camp di Ciloto, Bogor pada tanggal 1 hingga 3 November 2024.

CBC merupakan komunitas penyintas kanker anak yang didirikan pada tahun 2006, yang anggotanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Psikolog Widiawati Bayu, S.Psi. Acara tersebut menjelaskan pentingnya aktualisasi diri bagi anak-anak penyintas kanker.

“Kerabat bisa melihat sisi positif dan kelebihan masing-masing. Tujuannya agar setiap penyintas bisa menyadari potensi dirinya agar bisa lebih menghargai diri sendiri dan tidak mudah terpengaruh penilaian negatif orang lain,” jelasnya.

Motivator Zaenal Abidin menghimbau peserta untuk sadar penuh agar mampu mengendalikan pikiran dan berbuat baik.

Pada sesi talkshow, beberapa peserta berbagi cerita masing-masing yang menjadi sumber inspirasi baru bagi setiap peserta yang hadir. 

Presiden CBC Saprita mengungkapkan kegembiraan dan kebanggaannya karena komunitas yang ia bangun bersama rekan-rekan penyintas dapat menjadi forum yang bermanfaat bagi banyak pihak.

“Kami berharap CBC akan menjadi komunitas yang lebih besar, kuat, dan tangguh,” ujarnya.

Baca juga: Dengarkan Suara Para Penyintas dalam Rencana Aksi Kanker Payudara Nasional. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita pilihan Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *