SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Memahami Penyebab “Sleep Paralysis” atau Ketindihan

Mompas.com – Kelumpuhan tidur merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan ketidakmampuan total untuk bergerak atau berbicara saat berada dalam masa peralihan antara terjaga dan tidur. Kondisi ini disebut juga “berlebihan”.

Saat kita mengalami sleep paralysis tentunya kita akan merasa takut, bahkan terkadang disertai halusinasi sehingga membuat kita sulit membedakan antara kenyataan dan mimpi.

Tidak mengherankan, di banyak budaya di seluruh dunia, “kecemasan” sering dikaitkan dengan unsur mistis atau supernatural.

Gejala kelumpuhan tidur dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit, namun biasanya tidak lebih dari 20 menit.

Tanda-tanda kelumpuhan tidur

Kram sebenarnya bisa dinyatakan secara ilmiah. Selama kelumpuhan tidur, tubuh kita menjadi lumpuh sementara pikiran tetap aktif dan lincah. Kami tidak dapat menggerakkan bagian tubuh mana pun, termasuk mata, anggota badan, dan kepala.

Kita mungkin juga mengalami perasaan terkekang oleh kekuatan tak kasat mata, serta halusinasi pendengaran (suara-suara keras atau melihat gambar-gambar menakutkan) atau melihat gambar-gambar menakutkan.

Baca: Ibadah, Fenomena Hantu atau Gangguan Tidur?

Perasaan takut ini dapat diperburuk dengan peningkatan detak jantung, sensasi bergetar atau kesemutan, dan sesak napas.

Kelumpuhan tidur diklasifikasikan sebagai gangguan tidur-bangun REM (rapid eye motion).

Saat tidur, tubuh secara alami mati rasa untuk mencegah kita melakukan mimpi. Jika proses ini terganggu karena alasan apa pun, hal ini dapat menyebabkan episode kelumpuhan tidur.

Kurangnya sinkronisasi antara otak dan tubuh pada fase tidur REM akhirnya memicu terjadinya overshoot. Pemicunya bisa berupa stres, kelelahan, pengobatan tertentu, atau perubahan pola tidur.

Apa pun alasannya, penting untuk diingat bahwa kelumpuhan tidur tidak berbahaya dan tidak menimbulkan bahaya fisik apa pun.

Cara terbaik untuk mengurangi risiko episode “gila” adalah dengan meningkatkan kualitas tidur Anda dan mengelola tingkat stres Anda.

Baca juga: Penyebab Insomnia dan Cara Mengidapnya

Dua jenis kelumpuhan tidur

Ada dua jenis kelumpuhan tidur, yaitu kelumpuhan tidur terisolasi (ISP) dan kelumpuhan tidur terisolasi berulang (RESP).

ISP adalah satu episode kelumpuhan tidur, biasanya disebabkan oleh pola tidur yang tidak teratur atau tingkat tekanan yang tinggi. Kondisi ini tidak berhubungan dengan gangguan medis dan dapat diobati dengan mengubah pola tidur.

Sebaliknya, RISP ditandai dengan beberapa episode kelumpuhan tidur pada periode tertentu. Kelumpuhan tidur jenis ini sering dikaitkan dengan gangguan psikologis seperti depresi atau kecemasan, serta pengobatan yang aman.

Kelumpuhan tidur bisa menjadi tanda gangguan tidur lain jika terjadi berulang kali, lebih dari beberapa kali dalam sebulan, atau berhubungan dengan gangguan tidur lain seperti narkolepsi (pria tertidur tiba-tiba di siang hari), apnea tidur, atau insomnia kronis. . .

Untuk mengurangi kelumpuhan tidur, perbaiki jadwal tidur menjadi 7-9 jam setiap malam, kelola stres, kurangi kafein atau alkohol sebelum tidur, dan juga tidur miring. Posisi terlentang sering dikaitkan dengan kelumpuhan tidur.

Baca: Sering Mimpi Buruk? Hal ini mungkin disebabkan oleh kesendirian mendengarkan berita dan langsung memilih berita di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp Mompas.com: https://www.whatsAppbedbpzjzrzrk13ho3d. Pastikan untuk menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *