JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Petugas polisi dari Departemen Keamanan Objek Vital (RIVAT) polisi Jakararte ditempatkan untuk memastikan perselisihan pemilihan (PhPU) dari Pengadilan Konstitusi (MK).
Nur Fahar Prosete, yang bertanggung jawab atas kendali atas IPTU IPTU, mengatakan salah satu tugas staf Pam Evoir ditegur dari para peserta sesi yang menuangkan tertidur sambil berpartisipasi dalam audiensi.
“Untuk fungsinya, setiap anggota ditegur. Jadi, kita akan mengatakan jika ada mimpi dalam gugatan, dengan sikap yang sempurna, menghormati para hakim, dan kemudian mengunjungi pelanggaran tidur, yang kami katakan untuk bangun” Nur Fahar di sp-globalindo.co.id, Rabu (15.15.2025).
Nur Fahar mengatakan bahwa pejabat Pamobvit juga menegur dengan para peserta sesi yang ditemukan selama ponsel atau tidak duduk langsung selama persidangan.
BACA JUGA: MK Hari ini berisi sengketa pemilihan Sesi 52, 3 di antaranya adalah provinsi di Papua
“Kami membuat teguran bagi mereka yang tidak dapat diandalkan, tidak teratur, kasar, kami telah diucapkan; bagi mereka yang memainkan ponsel kami, kami dilarang disimpan sementara sehingga mereka fokus pada tes,” tambahnya.
Nur Fahar menjadi yakin bahwa semua anggota yang menerima gugatan akan melakukan tugas -tugas humanistik.
Dia mengatakan 15 karyawan berada untuk menyediakan tiga panel uji.
Setiap perguruan tinggi diberikan lima anggota polisi regional Jai Subway.
Baca juga: Momen dengan hari kelima sesi penyebutan Pilkada di pengadilan konstitusional
Selain memastikan kondisi di ruang sidang, PEM menghindari kereta bawah tanah “Palda Jaya” juga bertanggung jawab atas para peserta sesi yang tidak dibawa ke sesi di gedung pengadilan konstitusional.
Untuk alasan ini, setiap orang yang memasuki gedung pengadilan konstitusi akan dipertimbangkan dengan cermat oleh tim keamanan, barang bawaan mereka juga akan dipindai.
“Kami menggunakan pemeriksaan di pintu masuk, pemeriksaan barang, orang yang juga membawa alat seperti logam atau barang yang tidak disahkan sebagai korek api, botol kaca,” kata Nur Fahar.
“Mulai memasuki bagian, setelah itu dimasukkan ke dalam x-ray ketika kami menemukan elemen-elemen yang dilarang bagi kami pada awalnya,” katanya.
Selain itu, alat telekomunikasi juga dilarang berdering ketika mereka pergi ke tes.
Tim keamanan di depan gedung pengadilan konstitusional mengingatkan semua pengunjung persidangan untuk melanjutkan suara ponsel sebelum memasuki nomor contoh pertama.
“Perangkat komunikasi tidak boleh dipanggil, mereka tidak boleh berbicara, hanya untuk diam. Mereka yang masuk, secara ketat dan steril, menurut apa yang ditentukan,” kata Nur Fahar.