SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Tekno

Mengapa “Googling” Ditinggalkan Gen Z?

sp-globalindo.co.id – “Googling” adalah istilah yang biasa digunakan ketika seseorang sedang mencari sesuatu di Internet. Karena biasanya orang mencari melalui mesin pencari Google termasuk orang-orang dari Indonesia.

Namun istilah tersebut mulai menurun popularitasnya, terutama di kalangan Generasi Z, yaitu orang yang lahir antara tahun 1997 – 2012. Pasalnya, gen Z mencari melalui media sosial seperti TikTok atau Instagram dan “googling” kata tersebut. tidak relevan

Istilah Googling diyakini pertama kali muncul pada serial televisi Amerika tahun 2002 “Buffy the Vampire Slayer”. Pada saat itu, istilah Googling digunakan sebagai lelucon, namun kemudian menjadi aliran sesat.

Google dijadikan kata kerja dalam Oxford English Dictionary pada tahun 2006 karena disamakan dengan aktivitas pencarian apa pun di Internet.

Lebih dari dua dekade kemudian, istilah ini kini memudar seiring dengan perubahan preferensi generasi muda terhadap penelusuran Internet.

Baca juga: Gen Z di Kenya gunakan AI untuk menyerang pemerintah

Sebuah studi yang dilakukan oleh Bernstein Research menemukan bahwa 45 persen Gen Z yang disurvei lebih cenderung menggunakan TikTok atau Instagram untuk mencari rekomendasi dibandingkan Google.

Kebiasaan ini berbanding terbalik dengan kebiasaan masyarakat sebelum Gen Z yang masih bergantung pada Google.

Sekitar 35 persen generasi milenial (lahir 1981-1996), hanya 20 persen dari generasi milenial.

Bernstein Research menjelaskan, perubahan tren tersebut disebabkan oleh meningkatnya keterikatan Gen Z terhadap Internet. Bagi Gen Z, mencari sesuatu melalui media sosial terasa lebih natural dan intuitif.

“Saya pikir jika Anda menghilangkan perilaku tersebut sekarang, itu karena teknologi dan perilaku konsumen sudah lebih maju,” Mark Shmulik, analis di Bernstein Research, mengatakan kepada Business Insider.

Seiring berjalannya waktu, jumlah Gen Z yang melakukan pencarian melalui media sosial akan meningkat menjadi 52 persen pada tahun 2023. Menurut firma riset audiens GWI Core, persentase ini mencapai 40 persen pada tahun 2016, seperti dilansir KompasTekno dari Firstpost, Sabtu (14). /9/2024).

Yang dicari Gen Z melalui media sosial meliputi merek, produk, dan berbagai layanan.

Baca Juga: Ini Konten YouTube Favorit Gen Z dan Google Andalkan AI untuk Gaet Gen Z

Google juga menggemakan tren anak muda yang mengubah cara mereka mencari sesuatu secara online. Menurut Prabhakar Raghavan, wakil presiden senior Google, sekitar 40 persen anak muda beralih ke TikTok atau Instagram untuk mencari rekomendasi tempat makan dan minum daripada menggunakan Google Maps atau Penelusuran.

Menanggapi tren ini, Google memilih berinvestasi pada teknologi baru yang dianggap relevan bagi generasi muda. Misalnya, fitur “multi-penelusuran” berbasis augmented reality memungkinkan pengguna melakukan penelusuran melalui kueri teks dan gambar secara bersamaan.

Google Foto juga memiliki fitur “Tanya Foto” berbasis AI Gemini yang dapat menampilkan foto atau video pengguna berdasarkan perintah. Misalnya saja foto-foto dan lain-lain di suatu lokasi tertentu atau ketika sedang melakukan aktivitas tertentu. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *