SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Internasional

Mengapa Rezim Presiden Bashar Al Assad di Suriah Akhirnya Tumbang?

Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah, yang dengan dukungan militer dari Iran dan Rusia telah menghadapi pasukan pemberontak selama lebih dari satu dekade, akhirnya jatuh secara mengejutkan pada Minggu (8/12/2024) pagi setelah pasukan oposisi mengambil alih kendali. ibu kota negara, Damaskus.

Assad, seorang pengacara yang tega membunuh rakyatnya sendiri dengan gas beracun dalam perang saudara selama 13 tahun, meninggalkan negaranya ketika pasukan pemberontak mendekati Damaskus.

Baca juga: Terungkap Presiden Suriah Assad Kabur ke Rusia

Pada Minggu malam, media pemerintah Rusia dan dua pejabat Iran mengatakan Assad telah tiba di Rusia. Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa Assad dan keluarganya telah diberikan suaka politik.

Diperkirakan perang saudara di Suriah telah menewaskan setengah juta orang. Sekitar 6,8 juta warga Suriah meninggalkan negaranya. Gelombang pengungsi yang mencapai Eropa ini membantu mengubah peta politik Eropa dengan memulai gerakan anti-imigran sayap kanan di benua tersebut.

Selama empat tahun terakhir, perang di Suriah melambat, seolah-olah sudah berakhir. Pemerintahan Assad menguasai sekitar 70 persen wilayah Suriah. Pemberontak, dengan faksi berbeda, menguasai 30 persen, sebagian besar di provinsi Idlib.

Namun upaya pemberontak untuk menggulingkan Assad tiba-tiba muncul kembali dua minggu lalu. Pada tanggal 27 November, pemberontak yang telah membentuk aliansi baru melancarkan serangan mendadak dan merebut Aleppo, kota terbesar kedua di negara itu.

Baca juga: Siapa Saja Pemberontak yang Kini Kuasai Kota Aleppo di Suriah, Apa Keinginannya? Perekonomian buruk dan Assad ditinggalkan oleh sekutu

Mengapa pemberontak akhirnya mampu menggulingkan pemerintahan Assad? Ada dua alasan.

Pertama, Suriah sedang berjuang mengatasi kemerosotan ekonomi akibat perang. Aljazeera, mengutip beberapa laporan, melaporkan bahwa sebagian besar perekonomian negara didukung oleh perdagangan ilegal dengan kedok zat psikoaktif.

Karena masalah keuangan, Al-Assad menjadi sangat tidak populer. Warga semakin sulit bertahan hidup. Situasi ini juga terjadi pada prajuritnya, banyak di antara mereka yang tidak mau berperang untuknya.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *