SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Mengenal Oreshnik, Rudal Hipersonik Baru Rusia yang Ditembakkan ke Ukraina

MOSKOW, sp-globalindo.co.id – Ketika sebuah roket menghantam kota Dnipro di Ukraina pada dini hari tanggal 21 November, hanya sedikit orang yang mengetahui jenis rudal tersebut. BBC menyelidiki bukti seputar rudal tersebut dan pesan apa yang ingin disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina dan negara-negara Barat ketika dia memutuskan untuk menggunakannya.

Putin mengatakan serangan terhadap Dnieper di Ukraina timur menggunakan “rudal konvensional jarak menengah baru” dengan nama sandi Oreshnik.

Meskipun Ukraina telah membantahnya dan percaya bahwa itu mungkin merupakan rudal Kedr (Kedr), kemungkinan besar itu bukan senjata jenis ini.

Baca juga: Rusia Akui Telah Uji Coba Sistem Rudal Oreshnik yang Diluncurkan di Ukraina

Meluncurkan rudal balistik pada jarak seperti itu tidak akan luput dari perhatian, terutama di wilayah yang diawasi secara ketat oleh berbagai badan intelijen.

Roket tersebut terlihat jelas, apalagi nyala api dari mesin roket dapat dilihat oleh satelit dan pesawat pengintai.

Banyak hal yang dapat dipelajari dari gas roket dan karakteristik berbagai roket, yang sering terlihat dalam pengujian atau latihan.

Analis dapat mempelajari data peluncuran baru dan menarik lebih banyak kesimpulan.

Meskipun badan-badan intelijen Barat belum merilis temuan mereka, mereka mungkin memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai jenis rudal tersebut.

Sementara itu, para ahli dan komentator di media dan media sosial mengemukakan teorinya sendiri berdasarkan petunjuk lain.

Versi paling populer adalah Rusia telah mengadaptasi rudal balistik antarbenua (ICBM) eksperimentalnya untuk serangan jarak menengah. Apa yang kita ketahui tentang Orešnik?

Putin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rudal tersebut dilengkapi dengan “hulu ledak hipersonik non-nuklir” dan hulu ledaknya “mencapai target dengan kecepatan Mach 10, sekitar 2,5-3 km/s.”

Jelas tidak memiliki hulu ledak nuklir, namun kecepatan hipersoniknya dipertanyakan.

Organisasi Non-Pemerintah untuk Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi dalam brosurnya memberikan angka berikut untuk rudal nuklir balistik — 3.200 km/jam, atau hampir 900 m/s.

Sangat sulit untuk mencegat hulu ledak yang bergerak dengan kecepatan seperti itu.

Rudal ini memiliki hulu ledak yang dapat dilepas dan hal ini menyebabkan kebingungan terbesar di kalangan para ahli.

Video yang diambil saat roket menghantam Dnieper memperlihatkan enam kelompok benda jatuh ke tanah. Setiap kelompok berisi enam titik terang.

Jumlah ini sangat tinggi untuk roket semacam itu. Namun, tidak ada ledakan yang teramati di lapangan, menunjukkan bahwa titik terang tersebut mungkin merupakan subkotak kinetik.

Ukurannya bisa bervariasi dan umumnya berupa proyektil logam yang berupaya menghancurkan target menggunakan energi kinetik yang dilepaskan saat tumbukan.

Mengingat kecepatannya yang tinggi, energi ini akan menjadi signifikan.

Beberapa sumber menyebutkan rudal tersebut diluncurkan dari lokasi uji coba Kapustin Yar di wilayah Astrakhan Rusia.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *