sp-globalindo.co.id – Endometriosis pada wanita seringkali tidak disadari karena beberapa gejala biasanya dianggap sebagai gejala menstruasi.
Misalnya, ketika wanita mengalami rasa lesu yang parah sebelum atau selama menstruasi, hal ini dianggap normal dan oleh karena itu tidak diatur.
Baca analisis di bawah ini untuk mengetahui berbagai gejala endometriosis yang sering diabaikan.
Baca juga: Apa Itu Endometriosis dan Dampaknya bagi Kehamilan Apa Gejala Endometriosis yang Sering Diabaikan?
Laporan dari website Departemen Kesehatan Yankees, suatu kondisi di mana jaringan mirip lapisan dinding rahim tumbuh di luar rahim.
Jaringan ini bisa tumbuh di ovarium atau saluran tuba, vagina, kandung kemih, dan saluran pencernaan.
Meski dapat ditemukan di berbagai tempat, namun gejalanya bervariasi, dapat diprediksi bahkan diabaikan, karena kondisi normal saat menstruasi serupa.
Nyeri haid, atau kram, sering kali diabaikan sebagai gejala endometriosis. Rasa nyeri tersebut biasanya terjadi pada perut bagian bawah atau sekitar panggul, terutama pada saat menstruasi sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas normal.
Selain nyeri, gejala endometriosis juga harus Anda ketahui: Nyeri atau perih disertai feses atau urine yang encer dan bercampur darah pada urine; darah menstruasi yang keluar lebih deras, pembalut perlu diganti setiap 1-2 jam sekali. Berlangsung lebih dari tujuh hari sebelum atau di akhir menstruasi. Bercak atau pendarahan di antara menstruasi dengan darah berwarna gelap. Seperti mual, kembung, gangguan pencernaan, sembelit atau diare Sakit punggung kronis saat berhubungan intim atau dispareunia, ringan hingga berat. Hal ini terjadi karena hubungan intim dapat meregangkan endometrium dan menimbulkan rasa sakit.
Mengetahui berbagai gejala endometriosis dapat membantu wanita lebih berhati-hati dan segera mendapatkan diagnosis serta pengobatan yang tepat.
Baca juga: 4 Perbedaan Adenomiosis dan Endometriosis yang Perlu Diketahui Wanita
Apa penyebab endometriosis?
Penyebab pasti dari endometriosis belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit tersebut, antara lain:
Faktor genetik, seperti riwayat keluarga dengan endometriosis; gangguan sistem kekebalan; mereka dibayar dalam waktu satu bulan yang singkat (kurang dari 27 hari antar periode). Tingkat estrogen yang tidak seimbang akibat operasi, seperti histerektomi atau operasi caesar.
Untuk mengetahui adanya risiko endometriosis, wanita dapat melakukan konsultasi kesehatan reproduksi di fasilitas kesehatan terdekat dengan dokter spesialis kandungan.
Selain penelitian, pastikan untuk menjaga kesehatan reproduksi dengan memahami siklus menstruasi, mengonsumsi makanan seimbang, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, mengelola stres, dan menghindari perilaku seksual berisiko. Dengarkan berita terbaru dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran whatsapp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.