JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan, keikutsertaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bukanlah yang pertama dalam memberantas perjudian online.
Pernyataan tersebut disampaikan usai rapat dengan Komisi I DPR RI pada Senin (25/11/2024).
Bahwa TNI adalah alat pertahanan negara. Jadi TNI juga harus memahami politik negara, dan tentunya TNI dalam menjalankan tugasnya juga didasarkan pada keputusan politik pemerintah, yang menjadikan TNI sebagai alat pertahanan negara”. jelas Sjafrie kepada wartawan.
Baca juga: Menteri Pertahanan: Ada Keputusan Presiden tentang Pembentukan Dewan Pertahanan Negara
Ia menambahkan, dukungan TNI dalam pemberantasan perjudian online hanya sebatas penegakan hukum.
“Jadi jangan salah paham kalau TNI terkesan meniadakan perjudian online,” ujarnya.
“Tapi yang benar beliau secara moral mendukung penghapusan game online. Ini yang saya jelaskan dan juga dilaksanakan oleh Panglima TNI,” kata Sjafrie.
Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta menyarankan agar TNI dilibatkan dalam upaya pemberantasan perjudian online.
Baca juga: Menhan: Sistem pertahanan negara kita sudah berumur 22 tahun
Ia mendorong Sjafrie untuk berbicara langsung dengan Presiden Prabowo Subianto agar mengerahkan TNI untuk menangani permasalahan tersebut.
“Saya yakin yang bisa menangani ini hanya TNI. Kalau TNI serius dalam pengerahannya, maka tidak akan sulit untuk mendaftar. Presiden, mudah-mudahan Presiden menugaskan TNI untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Sukamta dalam rapat kerja tersebut.
Sukamta pun sependapat dengan Sjafrie bahwa perjudian online merupakan ancaman non-militer bagi negara.
Baca Juga: Prabowo Bertemu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di AS, Bahas Kerja Sama, Berbagi Informasi
Ia menegaskan, permasalahan ini sudah menjadi kejahatan yang unik, sebanding dengan narkoba, sehingga keterlibatan aparat penegak hukum sangat penting.
Ia pun menyarankan agar uang hasil sitaan pemasyarakatan perjudian online bisa dikelola negara untuk kepentingan tentara.
“Saya berharap kalau sudah dialokasikan pak, 20 persen dari omzet yang digerebek itu diberikan kepada TNI untuk mensejahterakan anggotanya. Lumayan kalau Rp 900 miliar, 20 persen Rp 180 miliar, lebih besar dari anggaran APBN TNI,” kata Sukamta. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses sp-globalindo.co.id WhatsApp saluran: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda sudah diinstal aplikasi WhatsApp.