Washington, sp-globalindo.co.id – Presiden AS Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif usai dilantik sebagai presiden pada Senin (10/1/20125).
Permintaan tersebut mendapat dukungan di seluruh dunia. Dalam hal ini, Departemen Luar Negeri AS telah memerintahkan pembekuan pendanaan baru untuk hampir seluruh bantuan pembangunan AS di luar negeri.
Diketahui, setelah menjabat pada hari Senin, Presiden Trump memerintahkan penghentian sementara proyek global yang didanai AS.
Baca Juga: Kremlin: Putin Siap Bicara dengan Trump Soal Perang di Ukraina
Tentu saja efektivitasnya masih perlu diverifikasi dan proyek-proyek tersebut konsisten dengan kebijakan luar negerinya.
Menteri Luar Negeri Marco Rubio Menolak Pendanaan untuk Program Bantuan Pangan dan Militer Darurat untuk Israel dan Mesir.
Namun, masih harus dilihat apakah aliran bantuan militer AS akan mempengaruhi Ukraina untuk membantunya menangkis invasi Rusia, Sky News melaporkan pada Sabtu (25/1/125).
Pemerintahan Joe Biden telah meningkatkan bantuan militer di Ukraina sebelum ia meninggalkan jabatannya di tengah kecurigaan bahwa Trump akan terus mendanai Kiev.
Sekitar $3,85 miliar (Rp 62 miliar) pendanaan untuk pengiriman senjata ke Ukraina yang disahkan oleh Kongres AS.
Namun, tidak jelas apakah Donald Trump akan memutuskan untuk melanjutkannya.
Baca juga: Hari ini Trump berangkat ke Los Angeles, California yang dilanda kebakaran karena kekhawatiran akan ancaman terhadap pendanaan presiden
Sementara itu, Amerika Serikat memberikan lebih banyak bantuan luar negeri dibandingkan negara lain di dunia, yaitu sekitar $60 miliar (Rp 970 miliar), atau 1 persen dari anggaran AS, pada tahun 2023.
Dengan mengabaikan program pangan darurat, bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza semakin bertambah menyusul gencatan senjata di Gaza dan perang di Sudan.
Namun perintah tersebut dikritik oleh pejabat kemanusiaan karena tidak menghapuskan program kesehatan seperti klinik dan program imunisasi.
Abi Maxman, kepala Oxfam Amerika, memperingatkan bahwa pemotongan dana dapat menimbulkan konsekuensi hidup atau mati bagi anak-anak dan keluarga di seluruh dunia.
“Untuk bantuan pembangunan di luar negeri, pemerintahan Trump membahayakan kehidupan dan masa depan masyarakat yang berada dalam krisis dan Amerika Serikat tidak memiliki uang untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, apa pun kebijakannya,” tambahnya.
Sementara itu, Rubio mengatakan perintah yang disampaikan melalui kedutaan besar AS di seluruh dunia itu diperlukan.
Dengan kata lain, agar anggaran tidak berlipat ganda, bisa efektif dan kebijakan luar negeri Presiden Trump bisa terpenuhi.
Baca Juga: Trump Pikirkan Ilon Musk Beli Tiktok
“Bulan depan diharapkan dapat ditetapkan standar untuk meninjau seluruh bantuan luar negeri agar sesuai dengan kebijakan luar negeri Presiden Trump,” jelasnya.
Tinjauan menyeluruh dari pemerintah diperkirakan akan dilakukan dalam waktu tiga bulan dan Rubio akan melaporkan kembali kepada Donald Trump untuk mendapatkan rekomendasi. Dengarkan berita luar biasa dan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih berita favorit Anda untuk bergabung dengan saluran whatsapp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029vpbedbpzjzrk13ho3d. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.