SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

GLOBAL NEWS “Ngopi” Sambil Perang, Ketika Kafe Ukraina Tetap Buka di Garis Depan…

POKROVSK, sp-globalindo.co.id – Di restorannya di kota Pokrovsk, garis depan perang Rusia-Ukraina, Anna terlihat tenang sambil menuangkan cappuccino.

Aroma kopi memasuki ruangan kafe yang hanya berjarak sepuluh kilometer dari tentara Rusia.

“Tentara kami membutuhkan kami,” kata wanita berusia 35 tahun itu, seperti dikutip kantor berita AFP, Selasa (22/10/2024).

Baca juga: Takut Perang, Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online di Medan Perang

Ia mengatakan ada banyak tentara Ukraina yang ditempatkan di Pokrovsk. “Mereka ingin menikmati secangkir kopi panas dengan hot dog,” ujarnya.

Meskipun ada seruan mendesak untuk mengungsi ketika pasukan Rusia tiba, ribuan orang tetap berada di Pokrovsk. Kebanyakan dari mereka adalah warga tua yang sudah tinggal di sana sejak kecil.

Pokrovsk berpenduduk sekitar 60.000 orang sebelum invasi Rusia pada Februari 2022. Pada Oktober 2024, hanya tersisa 12.000 orang.

Banyak orang terpaksa mengungsi sejak musim panas, ketika serangan Rusia meningkat di Pokrovsk.

Di kafe tempat Anna bekerja, terdapat pajangan berwarna merah muda di jendelanya, sehingga terkesan masih lumrah bagi penduduk setempat.

Pengunjung juga bisa menghabiskan waktu mengobrol sambil mencoba melupakan trauma hidup di zona perang.

Manajer kafe tersebut ingin menutup bisnisnya dua minggu lalu ketika tentara Moskow meningkatkan serangannya terhadap Pokrovsk, sebuah pusat perdagangan utama.

Namun Anna bersikeras untuk membuka kafe tersebut.

“Kami bilang (kepada manajer): ‘Tolong, ayo bekerja’. Orang-orang datang dan berkata: ‘Oh, buka. Terima kasih atas kebaikan Anda,'” ujarnya menirukan ucapan tentara Ukraina tersebut.

Baca juga: Strategi Ukraina di Balik Jatuhnya Ratusan Drone di Rusia Apa Kata Pelanggan tentang Kafe Anna

Yevhen, salah satu pelanggan kafe Anna mengatakan, tempat seperti ini sangat penting.

“Saya berterima kasih kepada mereka karena terus bekerja,” kata pria berusia 52 tahun itu kepada AFP, sambil memegang teh di satu tangan dan sebatang rokok di tangan lainnya.

Ia menambahkan: “Setidaknya kita bisa datang, bergabung, bahkan bertemu teman di sini.” “Setiap orang harus memiliki tempat seperti ini.”

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *