KINERJA ketiga ponsel itu bagus, Smartfren termuda masih gratis di semester I 2024 hingga 30 Juni.
Sayangnya, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), XL Axiata, dan Smartfren terancam oleh layanan LEO (satelit bumi rendah), selain pajak pemerintah (regulatory fee) yang tinggi sebesar dua belas persen, sementara sebagian besar negara berada di tengah-tengah. 5 persen-9 persen.
Dalam kekacauan ini, tiga operator teratas tidak hanya menghasilkan keuntungan besar.
“Laba Rp 1,03 triliun ini merupakan yang tersukses dalam 10 tahun terakhir,” ujar Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer XL Axiata, Dian Siswarini bangga.
Sementara Telkomsel terus meningkatkan laba sebesar 3,2 persen dari Rp 10,736 triliun menjadi Rp 11,076 triliun berdasarkan jumlah pelanggan yang meningkat lebih dari 6 juta dari 153,269 juta menjadi 159,9 juta.
Telkomsel belum puas karena jauh dari pencapaian tahun 2020 sebesar Rp 25,06 triliun dan pelanggannya sebanyak 169,5 juta. Sementara itu, induk perusahaannya, PT Telkom, sedang menderita demam tinggi.
Pendapatan Telkomsel semester I 2024 meningkat 29,9 persen menjadi Rp57,166 triliun dibandingkan periode yang sama (YOY – year to year) tahun 2023 yang “hanya” Rp44,009 triliun.
Sementara PT Tellkom meraup Rp 75,29 triliun, naik 2,47 persen dibandingkan YOY 2023 sebesar Rp 73,47 triliun, namun laba usaha turun 6,01 persen dari Rp 23,1 triliun menjadi Rp 21,63 triliun.
IOH hasil merger Ooredoo dan Hutchison mencatatkan pendapatan perdana pada semester I tahun ini sebesar Rp 27,97 triliun, naik 13,38 persen dibandingkan sebelumnya 24,67 triliun dengan jumlah pelanggan bertambah 900.000 menjadi 100,9. juta.
Laba meningkat jumbo 43,29 persen, dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,73 triliun, menjadikannya terbaik kedua setelah Telkomsel, disusul XL Axiata.
Saham Indosat banyak diburu investor setelah rencana stock split – stock split – 1:4, satu saham menjadi 4 saham. Hal ini dilakukan PT Telkom puluhan tahun lalu, harga sahamnya meningkat.
Pendapatan XL Axiata sebesar Rp17,06 triliun, naik 8,16 persen YOY menjadi Rp15,7 triliun, terutama berasal dari pendapatan telepon seluler dan layanan seluler GSM sebesar Rp16,69 triliun, serta dari layanan seluler dan layanan teknologi informasi sebesar Rp357,7 miliar. .
Pendapatan rata-rata per pelanggan, pendapatan rata-rata gabungan per pengguna (ARPU) meningkat menjadi Rp 44 ribu pada semester I/2024, dari sebelumnya Rp 41.000, keuntungannya sebesar Rp 1,03 triliun.
Laba bisa mencapai Rp1,03 triliun meski beban usaha meningkat 4,32 persen menjadi Rp14,1 triliun dari sebelumnya Rp 13,5 triliun. Hal ini dimungkinkan karena jumlah pelanggan XL Axiata bertambah satu juta menjadi 58,7 juta. Ancaman LEO
Kinerja Smartfren kurang memadai, merugikan meski jumlahnya tidak besar pada semester I 2023 yaitu Rp 543,2 miliar hanya ada Rp 473,76 miliar.