GAZA, sp-globalindo.co.id – PBB pada Selasa (12 November 2024) memperingatkan bahwa bantuan kepada warga Jalur Gaza masih jauh dari cukup.
Peringatan dari UNRWA, badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, muncul ketika Israel mengatakan telah membuka lebih banyak penyeberangan ke Gaza menjelang tenggat waktu AS untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di wilayah yang dilanda perang tersebut.
Ketika ditanya apakah ada tanda-tanda perbaikan menjelang batas waktu yang ditentukan pada hari Rabu, petugas tanggap darurat UNRWA Louise Waterage mengatakan bantuan yang mengalir ke Jalur Gaza berada pada tingkat terendah dalam beberapa bulan.
Baca juga: Tsav 9, Sekelompok Warga Israel yang rutin memblokir, menjarah, dan membakar bantuan dari Gaza
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan Israel awal bulan lalu bahwa mereka harus mengizinkan peningkatan bantuan ke Gaza pada 13 November atau berisiko AS menahan sejumlah bantuan militer.
Namun, pendukung utama Israel adalah Amerika Serikat.
Surat itu dikirim beberapa minggu sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November 2024, yang dimenangkan oleh Donald Trump, yang berjanji akan membebaskan Israel.
Berbicara kepada media di Jenewa melalui tautan video dari Jalur Gaza, Waterridge mengatakan rata-rata kebutuhan bantuan pada bulan Oktober adalah 37 truk yang memasuki Jalur Gaza per hari.
“Ini untuk 2,2 juta orang. Sekarang anak-anak sekarat. Orang-orang sekarat setiap hari,” katanya.
Ia menegaskan, masyarakat Gaza membutuhkan segalanya.
Baca juga: Amerika Serikat Sebut Mulai Pembangunan Dermaga untuk Berikan Bantuan ke Gaza. apa konsepnya
Situasi terparah terjadi di Jalur Gaza bagian utara, dimana menurut penilaian PBB pada akhir pekan lalu, terdapat ancaman kelaparan.
“Selama sebulan penuh, tidak ada makanan yang diizinkan masuk ke Gaza utara yang terkepung,” kata Waterridge.
Menurutnya, permintaan akses PBB ke kawasan itu berulang kali ditolak.
Waterridge mengatakan bukti dari wilayah utara memberikan gambaran mengerikan yang tak ada habisnya dan menjadi semakin kritis seiring berjalannya waktu.
“Rumah sakit dibom, dokter mengatakan kepada kami bahwa mereka kehabisan darah dan obat-obatan. Ada mayat di jalanan,” katanya.
Israel, yang telah berjanji untuk mencegah anggota Hamas berkumpul kembali di Jalur Gaza utara yang hancur, melancarkan serangan udara dan darat lebih dari sebulan yang lalu.
Serangan Israel di Jalur Gaza sendiri memakan banyak korban jiwa.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan jumlah korban tewas di Gaza mencapai 43.603 orang, sebagian besar adalah warga sipil. PBB dapat mengandalkan angka ini.
Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.