DAMASCUS, sp-globalindo.co.id – Presiden Suriah Bashar Al Assad melarikan diri setelah pemberontak memasuki ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024).
Pemerintah Suriah belum mengkonfirmasi bahwa Assad telah meninggalkan negaranya, namun menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, ia telah meninggalkan negara tersebut.
Dua pejabat senior militer mengatakan kepada Reuters bahwa tujuan Assad masih belum jelas.
Baca juga: 90% Kota Daraa di Suriah Kini Dikuasai Pemberontak
Pasukan pemberontak dilaporkan memasuki Damaskus pada Minggu pagi, merebut markas televisi dan radio untuk mengumumkan berakhirnya pemerintahan Assad.
Pihak oposisi juga membebaskan semua tahanan di Penjara Sednaya dekat ibu kota.
Kyiv Independent melaporkan kekacauan terjadi di Bandara Damaskus ketika warga berusaha melarikan diri dari serangan pemberontak.
Kaburnya Assad terjadi kurang dari dua minggu setelah koalisi pasukan pemberontak melancarkan serangan mendadak pada akhir November, merebut kota-kota penting di Suriah.
Sebelum serangan mendadak tersebut, perang saudara di Suriah hampir terlupakan selama hampir satu dekade.
Pasukan oposisi dilaporkan menyerang Damaskus sepanjang hari pada tanggal 7 Desember, menyerang dari lingkungan Maadamiyah, Jaramana dan Daraya.
Pada hari berikutnya, pemberontak merebut kota strategis Homs, sehingga Assad tidak dapat mencapai pantai Mediterania dan pangkalan militer utama Rusia.
Baca juga: Pemberontak Suriah Klaim Capai Kota Homs, Kini Serangan Meluas
Rusia, salah satu sekutu utama Assad, berjanji untuk terus mendukung pemerintah Suriah.
Moskow berupaya semaksimal mungkin untuk tidak membiarkan teroris menang, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Sabtu (7/12/2024).
Meski menjanjikan hal tersebut, Lavrov mengaku belum bisa memprediksi apa yang akan terjadi di Suriah.
Pasukan Rusia telah menargetkan kota-kota Suriah dengan serangan udara dalam seminggu terakhir untuk memukul mundur pemberontak.
Namun, dukungan militer untuk Assad kini terbatas karena Rusia juga berperang di Ukraina.
Gambar satelit menunjukkan Rusia menarik semua kapal dari Pangkalan Angkatan Laut Tartus, satu-satunya pangkalan angkatan laut Moskow di Mediterania.
Rusia telah memberikan bantuan militer ke Suriah sejak tahun 2015 dengan mengirimkan pesawat tempur, tank, artileri, dan pasukan darat untuk mendukung rezim Assad.
Dukungan militer inilah yang menjadi alasan utama Assad mampu merebut Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, pada tahun 2016.
Baca juga: Siapa Saja Pemberontak yang Kini Kuasai Kota Aleppo di Suriah, Apa Rencananya?
Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.