SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Lifestyle

Pemerintah Kaji Subsidi Tepat Sasaran, Sinyal Pertalite Dibatasi?

JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Pemerintah Indonesia sedang melakukan kajian mendalam terhadap kebijakan subsidi energi dengan fokus pada penerapan subsidi yang tepat sasaran.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, pemerintah telah membentuk gugus tugas untuk merumuskan kebijakan tersebut dengan harapan hanya masyarakat yang benar-benar membutuhkan saja yang bisa disubsidi.

Pemerintah masih membahas beberapa langkah terkait target subsidi yang masih dibahas. Kebetulan kami sendiri yang ditunjuk sebagai ketua tim,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (31/10/2024).

Baca Juga: Korps Lalu Lintas Sebut 60 Persen Kecelakaan adalah Pengendara Sepeda Motor

“Dalam waktu dekat akan kami sampaikan kepada Presiden untuk dijadikan bahan keputusan dan/atau bahan rujukan,” kata Bahlil.

Pentingnya subsidi politik yang tepat tidak dapat diabaikan, terutama karena subsidi tersebut berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, langkah-langkah tersebut harus ditinjau secara cermat.

“Sekarang kita hitung subsidinya tepat sasaran. Datanya harus benar. Kita juga perlu tahu siapa yang paling berhak menerima subsidi dan siapa yang tidak. Sekarang sedang dihitung semuanya,” kata Bahlil.

Bahlil juga mengungkapkan, pemerintah sedang mempertimbangkan beberapa skema subsidi, termasuk subsidi langsung kepada masyarakat yang berhak.

“Ada beberapa jenis yang sedang kita lihat sekarang. Kalau kajian itu sudah selesai, akan segera kita laporkan ke Presiden,” ujarnya.

Diketahui, pada TA 2025, pemerintah telah menganggarkan subsidi energi dengan penekanan pada bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG).

Baca Juga: Apa Saja Yang Baru dari Mitsubishi Expander Hybrid, Kapan Meluncur di Indonesia?

Berdasarkan hasil rapat kerja dengan Panitia VII DPR RI pada 27 Agustus 2024, volume BBM bersubsidi mencapai 19,41 juta kiloliter dengan rincian minyak tanah 0,52 juta kiloliter dan solar 18,89 juta kiloliter.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko MARVES) mengungkapkan, masyarakat mampu justru menikmati 80 persen konsumsi BBM bersubsidi, khususnya jenis perlite.

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, lebih dari 19 juta kiloliter perlit akan dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah atas. Sementara itu, harga bahan bakar diesel bersubsidi lebih mengkhawatirkan, dimana 95 persen penggunanya termasuk dalam kategori yang sama.

“Subsidi BBM ini tidak dinikmati oleh masyarakat menengah ke bawah, namun sebagian besar dinikmati oleh masyarakat menengah atas,” kata Deputi Kementerian Koordinator Marws Rachmat Kaimuddin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (12/9/2024). .

Ia menjelaskan, masyarakat kaya cenderung menggunakan kendaraan pribadi sehingga kebutuhan bahan bakarnya lebih tinggi dibandingkan masyarakat kaya yang lebih memilih angkutan umum. Dengarkan berita terhangat dan kumpulan berita langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *